YOGYAKARTA, KOMPAS — Sama-sama mengandalkan pemain muda, Bandung Bank BJB Pakuan dan Jakarta BNI 46 berlaga di perebutan posisi 3-4 grand final kompetisi bola voli Proliga 2019 di GOR Among Raga, Yogyakarta, Sabtu (23/2/2019). Hasilnya, BNI 46 lebih kuat mental.
Tim putri BNI 46 yang tampil percaya diri dan lebih solid sejak set kedua akhirnya merebut posisi ketiga musim ini. BNI, dipimpin kapten yang juga setter tim nasional Tri Retno Mutiara, membungkam BJB Pakuan dengan skor 3-1 (18-25, 25-15, 25-18, 25-19).
BNI 46 kalah di set pertama dengan skor 18-25, takluk kepada BJB Pakuan yang mampu bermain cantik. Namun, di set kedua hingga laga berakhir, BJB Pakuan kehilangan kendali karena melakukan banyak kesalahan sendiri.
Tim BNI 46 mampu melakukan pembagian posisi dengan baik. Dua pemain asing, K Ajcharaporn (Thailand) dan Lindsay Stalzer, mendominasi perolehan poin dari spike-spike keras dengan menyarangkan 36 poin dari 93 poin yang mereka raih.
Namun, BNI tidak hanya mengandalkan dua pemain impor mereka karena di jajaran depan, blok rapat dari Dheka Asyifa Febriani dan Putri Andya Agustina membuahkan empat poin. Dheka dan Putri juga menyumbangkan lima poin dari servis yang sulit dikembalikan lawan.
Hal ini berbeda dengan BJB Pakuan yang tidak memperlihatkan keseimbangan kemampuan para pemainnya. Hampir seluruh skor dari empat set pertandingan dihasilkan dua pemain asing, Kokram Pimpichaya (Thailand) dan Maja Burazer (Kroasia).
Burazer dan Pimpichaya menghasilkan skor 35 dari spike dan skor dua dari servis. Pemain lokal BJB hanya Putri Lestari yang menyumbangkan dua poin dari blok.
Pemain muda
Sama-sama bermaterikan pemain muda usia, rata-rata di bawah 22 tahun, BNI 46 tampak lebih matang daripada BJB Pakuan. Sebelum final, BNI 46 juga telah menunjukkan keunggulannya di final four Malang dengan mengalahkan BJB Pakuan dengan skor 3-1.
Asisten Manajer BJB Pakuan Adik Rega Pahla mengakui, anak asuhnya memang kalah mental. Ketika tertekan, Wintang Dyah Kumala Sakti dan rekan-rekan sering kehilangan posisi.
Risco Herlambang, Pelatih BNI 46, mengatakan cukup puas bisa merebut posisi ketiga dengan materi pemain yang ada. Di mata Risco, keberadaan pemain asing mereka tidak selalu mampu mengangkat performa tim. Stalzer dan Ajcharaporn tidak bisa menyelesaikan bola-bola kurang bagus yang dihasilkan timnya.
”Dalam tradisi Thailand, mereka sudah terbiasa bermain terpola dan terstruktur dengan baik sehingga sulit bagi Ajcharaporn untuk menghidupkan bola,” ucap Risco.
Namun, Risco optimistis, di masa depan para pemainnya akan mampu masuk babak grand final. Tahun depan ia berharap bisa mendapatkan pemain asing yang lebih bagus lagi untuk ”membina” pemain-pemain muda BNI 46.