Dapil Paling Loyal untuk PKB
Jawa Timur II menjadi daerah pemilihan yang sejak Pemilu 1999 selalu dimenangi Partai Kebangkitan Bangsa. Dapil dengan tingkat partisipasi pemilih di atas rata-rata nasional ini juga kompetitif dari segi jender dan relatif bebas dari wajah lama.
Pada Pemilu 1999 yang merupakan pemilu pertama pada masa reformasi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mendapat 35,5 persen suara di seluruh provinsi Jawa Timur (Jatim). Sementara di Dapil Jatim II yang meliputi Kabupaten dan Kota Pasuruan, serta Kabupaten dan Kota Probolinggo, suara PKB mencapai 49,2 persen.
Suara PKB sempat tergerus oleh Partai Demokrat pada Pemilu 2004 sehingga di dapil ini turun menjadi 43,4 persen. Namun, posisi PKB tetap tak tergoyahkan sebagai pemilik suara terbanyak. Suara PKB di dapil ini baru berkurang drastis pada Pemilu 2009. Dampak dari melesatnya suara Partai Demokrat dan adanya konflik internal di PKB menjadikan suara partai itu terpangkas lebih dari separuhnya hingga tinggal 16,6 persen. Namun, PKB masih tetap bisa mempertahankan posisinya sebagai partai pemenang di dapil itu. Pada Pemilu 2014, suara PKB meningkat 2,6 persen jadi 19,2 persen.
Capaian itu membuat PKB jadi satu-satunya partai berbasis massa Islam yang mampu mempertahankan loyalitas pemilihnya di dapil itu. Jatim II juga menjadi satu-satunya dapil di Indonesia yang paling konstan dikuasai partai berbasis massa Islam.
Jatim menjadi lumbung suara PKB sejak partai ini berdiri dan mengikuti pemilu pada tahun 1999. Sebanyak 52,75 persen dari total perolehan suara nasional PKB yang besarnya 12,6 persen pada Pemilu 1999 didapat dari pemilih di Jatim.
Meski demikian, dalam pemilu selanjutnya, penetrasi PKB cenderung merosot di Jatim. Pada Pemilu 2004, secara nasional PKB memperoleh 10,57 persen suara, dan 30,63 persen dari total suara yang didapat partai itu disumbang dari Jatim. Pada Pemilu 2009, suara PKB secara nasional menjadi 4,94 persen, tetapi andil suara dari Jatim meningkat jadi 37,44 persen.
Merebut kembali
PKB juga menjadi partai berbasis massa Islam yang mampu merebut wilayah-wilayah yang pada Pemilu 2009 dimenangi partai-partai nasionalis. Di Jatim, PKB merebut sejumlah dapil yang sebelumnya dimenangi Partai Demokrat, seperti di Dapil II, IV, dan X. Dapil IX yang tadinya dimenangi Partai Golkar juga direbut PKB. Di Jawa Tengah, Dapil X yang sebelumnya dimenangi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) juga direbut PKB.
Selain PKB, partai berbasis massa Islam lain yang juga merebut penguasaan wilayah dari partai nasionalis pada Pemilu 2014 adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN). PPP menggeser dominasi Partai Demokrat di Dapil Jatim XI, sedangkan PAN menggeser dominasi Partai Demokrat di Dapil Sulawesi Tenggara.
Dapil kompetitif
Untuk Pemilu 2019, Dapil Jatim II memiliki 2.379.078 pemilih. Pemilih terbanyak ada di Kabupaten Pasuruan yang mencapai 1.179.108 pemilih atau 49,56 persen dari total pemilih di dapil itu.
Salah satu kekuatan dari dapil ini terletak pada tingkat partisipasi yang relatif tinggi. Pada Pemilu Legislatif 2014, tingkat partisipasi dapil ini 79,38 persen—di atas rata-rata nasional yang 75,11 persen.
Jatim II juga menjadi dapil yang cukup kompetitif dari segi jender. Pada Pemilu 2019, jumlah caleg perempuan di dapil ini mencapai 43,9 persen. Di Jatim, ia hanya kalah dari jumlah caleg perempuan di Dapil Jatim III yang mencapai 45,7 persen.
Selain itu, pada Pemilu 2009, sebanyak 42,9 persen dari caleg perempuan ternyata juga terpilih sehingga menjadikan Dapil Jatim II tergolong sebagai dapil dengan tingkat keterpilihan perempuan terbanyak (peringkat ke-4) dari seluruh dapil di Indonesia. Meski pada Pemilu 2014 keterpilihan perempuan menurun menjadi 14,3 persen, terbuka kemungkinan persentase caleg perempuan yang terpilih dari Jatim II kembali naik pada Pemilu 2019.
Jatim II juga tercatat sebagai dapil yang relatif terbebas dari wajah-wajah lama. Di dapil ini, caleg wajah lama hanya berjumlah 12,2 persen sehingga tergolong kecil dibandingkan dapil lainnya. Kondisi ini membuat dapil itu menjadi pasar persaingan sempurna bagi caleg baru untuk menggaet pemilih tanpa determinasi wajah-wajah lama. Dengan 96 caleg DPR RI dan alokasi kursi 7, setiap kursi akan diperebutkan 14 calon.
Meski demikian, para caleg harus bersaing dengan beberapa pesohor di dapil ini, seperti mantan pembawa acara berita Rahma Sarita yang maju sebagai caleg dari Partai Nasdem dan Debby Rhoma Irama (PAN). Sejumlah politisi yang pernah atau sedang menjabat sebagai anggota DPR juga maju dari dapil ini, seperti Faisol Riza dan Abdul Malik Haramain (keduanya dari PKB), Mukhamad Misbakhun (Golkar), Hasan Aminudin (Nasdem), Hamka Haq (PDI-P), Soepriyatno (Gerindra), dan Mustofa Assegaf (PPP).
Skala median
Dalam skala ekonomi, Dapil Jatim II termasuk kategori median. Wilayah ini mewakili gambaran rata-rata dari 80 dapil, baik dari sisi pertumbuhan ekonomi, nilai PDRB, angka kemiskinan, maupun Indeks Pembangunan Manusia.
Rata-rata pertumbuhan ekonominya dalam lima tahun terakhir (2013-2017) adalah 5,65 persen, tak beda dengan pertumbuhan rata-rata dari 80 dapil yang 5,63 persen. Total nilai PDRB (2016) yang besarnya Rp 158,38 triliun juga nyaris tak beda dengan nilai rata-rata PDRB dari 80 dapil.
Rata-rata persentase kemiskinan (2017) dari empat kabupaten/kota di dapil ini 11,56 persen, tak berbeda dengan rata-rata angka kemiskinan dari 80 dapil. Kualitas pembangunan manusia di dapil itu juga relatif sama dengan rata-rata nasional.
Tulisan berikutnya: Dapil Loyalitas Partai Nasionalis