Politeknik Pariwisata Lombok Siapkan 250 Kursi Bakal Penerima Beasiswa
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS -- Politeknik Pariwisata Negeri Lombok, Nusa Tenggara Barat, memberi ruang bagi 250 siswa lulusan Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan di provinsi itu untuk menerima beasiswa dari Pemprov NTB di tahun akademik 2019/2020.
“Saya belum tahu persis berapa jumlah yang beasiswa yang diberikan oleh Pak Gubernur (NTB, Zulkieflimansyah) untuk mengikuti pendidikan di Poltekpar ini. Tetapi kami menyiapkan 25 orang tiap kabupaten-kota di NTB,” ujar Hamsu Hanafi, Direktur Poltekpar Lombok, Jumat (22/2/2019) di Desa Puyung, Lombok Tengah, tempat aktivitas belajar-mengajar Poltekpar. Karena jumlah kabupaten/kota di NTB ada 10, total ada 250 kursi yang disiapkan.
Menurut Hamsu Hanafi, penerima beasiswa dari Pemprov NTB diutamakan siswa yang memiliki prestasi akademik dan tidak mampu secera ekonomi. Siswa wajib mengikuti proses seleksi penerimaan mahasiswa baru. Beasiswa diharapkan bisa terealisasi pada tahun akademik 2019/2020 ini.
Pendaftaran seleksi siswa Politeknik Pariwisata Lombok (Poltekpar) Lombok dibuka 4 Maret 2019. Jenjang pendidikan yang ditawarkan adalah Diploma Tiga (D3) yang terdiri dari Program Studi Seni Kuliner, Tata Hidang dan Divisi Kamar, dan Diploma Empat (D4) dengan Program Studi Perjalanan Wisata.
Poltekpar Lombok dibuka tahun 2017 dengan jumlah siswa 809 orang. Saat ini proses belajar-mengajar telah menempati gedung baru yang diresmikan Meteri Pariwisata Arief Yahya, Kamis (22/2/2019). Sebelumnya kegiatan perkuliahan Poltekpar Lombok menumpang di gedung Pendidikan dan Pelatihan Pemprov NTB.
Saat ini proses belajar-mengajar telah menempati gedung baru yang diresmikan Meteri Pariwisata Arief Yahya, Kamis (22/2/2019). Sebelumnya kegiatan perkuliahan Poltekpar Lombok menumpang di gedung Pendidikan dan Pelatihan Pemprov NTB.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah saat peresmian gedung Poltekpar Lombok, mengatakan, anak muda asal NTB yang orangtuanya petani dan nelayan digratiskan biaya sekolahnya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan Pemprov Lombok pada Poltekpar Lombok karena poltekpar diharapkan mencetak tenaga andal sektor pariwisata yang mengisi kebutuhan hotel dan restoran terutama di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kute, Lombok Tengah, yang saat ini dalam proses pembangunan.
Gubernur NTB menilai biaya kuliah di Poltektar tidak akan terjangkau oleh orang tua siswa yang berprofesi sebagai petani, nelayan TKI dan TKW. Misalnya uang muka sebesar Rp 14 juta dan biaya kuliah per semester Rp 2,1 juta. "Saya membayangkan akan susah bagi anak-anak petani tembakau, anak TKI dan TKW, kalau uang muka dan biaya per semesternya segitu,” ujarnya.
“Saya tanya Direktur (Poltekpar Lombok) ada berapa mahasiswa yang diterima, katanya ada 350 orang mahasiswa yang diterima. InsyaAllah 350 orang yang diterima akan diberikan beasiswa free untuk anak-anak NTB," ungkap Zulkieflimansyah.
Terkait sumber dana beasiswa itu, Zulkieflimansyah tidak menyebut secara konkrit. Namun dikatakan Pemprov NTB akan berupaya kuat untuk mencari dana melalui berbagai skema. “Soal dananya (beasiswa) biar kami yang memikirkan ,” katanya.
Unggulan
Saat meresmikan gedung, Menteri Arief Yahya mengemukakan, peluang kerja lulusan Poltekpar Lombok terbuka lebar, sebab pertumbuhan pariwisata Indonesia saat ini sebesar 22 persen, atau di atas pertumbuhan pariwisata regional sebesar 7 persen, dan pertumbuhan pariwisata global sebesar 6,4 persen.
Sebanyak 25 persen lulusan Poltekpar bekerja di luar negeri di antaranya menjadi General Manager di Timur Tengah dan Malaysia. Itu menunjukan mutu lulusan Poltekpar berkelas. Oleh sebab itu demi menghasilkan lulusan yang berkualitas, Poltekpar menerapkan kurikulum berkelas Internasional dengan mendidik tenaga profesional di bidangnya.
Namun pengembangan Poltekpar itu tetap merujuk model pariwisata tiap daerah, seperi Poltekpar Bandung yang akan memiliki kelas internasional dengan wisata kuliner, dan Bali dengan wisata budaya sebagai unggulan. Lombok juga mengedepankan wisata halal sebagai unggulan.