TANGERANG, KOMPAS — Penyaluran kredit untuk pembiayaan infrastruktur diprediksi akan mulai menggeliat pada akhir triwulan II-2019 atau pertengahan tahun. Untuk mengurangi risiko kredit macet, perbankan menunggu kepastian ketersediaan dana dari pemerintah untuk menyalurkan kredit
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja, Jumat (22/2/2019), di Tangerang Selatan, menilai, perlambatan penyaluran kredit secara umum wajar terjadi pada awal tahun. Pada triwulan I setiap tahun, biasanya proyek pemerintah masih menunggu kepastian anggaran.
Jahja mengatakan, selama ini proyek pembangunan infrastruktur dengan biaya subsidi dari pemerintah memiliki kontribusi cukup besar dalam menggenjot pertumbuhan penyaluran kredit.
”Karena di awal tahun anggaran belum turun, penyaluran kredit jadi sepi. Hingga akhir triwulan I (2019), kredit infrastruktur rasanya belum akan mulai naik karena (kreditor) masih tunggu ketersediaan anggaran pemerintah,” katanya di Indonesia Convention Exhibition BSD, Tangerang Selatan.
Selain mendanai proyek infrastruktur pemerintah, BCA juga menyalurkan kredit pembiayaan proyek infrastruktur swasta. Perseroan memberikan kredit infrastruktur melalui skema sindikasi mengutamakan proyek dengan nilai komersial tinggi atau mendapat jaminan dari pemerintah.
”Kami pilih yang feasible secara komersial, kalau tidak, ya, yang dijamin pemerintah, yang ada subsidi pasti kami pilih. Kalau tidak ada jaminan subsidi, risiko terlalu besar,” ujarnya.
Secara konsolidasi, penyaluran kredit BCA hingga September 2018 tumbuh 17,3 persen dari periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp 516 triliun. Pertumbuhan kredit yang tinggi membuat pendapatan bunga bersih BCA terkerek naik 7,7 persen menjadi Rp 33,36 triliun.
Secara terpisah, Executive Vice President Divisi BUMN 1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk I Made Suka menyatakan akan membidik sektor infrastruktur, seperti jalan tol, listrik, dan energi untuk penyaluran kredit tahun 2019.
Made memprediksi permintaan kredit infrastruktur akan mulai menggeliat pada akhir triwulan II-2019 saat anggaran pembangunan telah dikucurkan.
”Tahun ini, kami ingin menyalurkan kredit maksimal 23 persen untuk korporasi, baik BUMN maupun non-BUMN. Sementara 77 persen kredit masih akan disalurkan ke UMKM (usaha mikro kecil dan menengah),”
Lewat sindikasi bersama BUMN lainnya, BRI telah mendanai pembangunan Tol Trans-Sumatra dan Tol Trans-Jawa. BRI saat ini tengah menyasar pendanaan untuk proyek infrastruktur Jalan Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur.
Pada 2018, BRI menyalurkan kredit ke perusahaan BUMN Rp 106,6 triliun. Nilai ini tumbuh 9,7 persen dari tahun sebelumnya senilai Rp 97,1 triliun. Penyaluran kredit kepada BUMN tahun 2018 memberikan kontribusi 13,2 persen terhadap total penyaluran kredit BRI.