Kebakaran Tewaskan 80 Orang, Dampak Lemahnya Pengawasan Bangunan
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
AP PHOTO/MAHMUD HOSSAIN OPU
Sekitar 200 petugas pemadam kebakaran berjuang selama lebih dari lima jam untuk memadamkan api di kawasan padat Chawkbazar, Dhala, Bangladesh, Kamis (21/2/2019) waktu setempat. Dilaporkan setidaknya 70 korban tewas.
DHAKA, JUMAT — Lebih dari 80 orang tewas akibat kebakaran besar pada sejumlah bangunan tua di Dhaka, Bangladesh. Sejumlah pihak di sana, Jumat (22/2/2019), menyadari, musibah itu terjadi akibat lemahnya pengawasan bangunan. Implementasi standar atau regulasi keselamatan juga buruk akibat praktik suap.
Kebakaran hebat melanda sejumlah bangunan tua di Dhaka, Kamis, 21 Februari. Hingga Jumat siang, regu pencari dan penolong masih menyisir sejumlah lokasi kebakaran. Mereka memperkirakan, korban tewas bisa bertambah. Musibah itu merupakan yang terburuk sejak 2012 atau tujuh tahun lalu.
Menurut media lokal dan asing, kebakaran berawal dari sebuah gedung lima lantai. Di lantai dasar, ada toko dan gudang berisi plastik, bahan kimia, dan material lain yang mudah terbakar. Lalu, apinya menyebar ke kawasan Chawkbazar, yang sebagian bangunannya berusia lebih dari 300 tahun.
Hingga Jumat, penyebab kebakaran belum bisa diungkap. Aparat masih menyelidikinya. Banyak pihak di Dhaka menyoroti penegakan hukum yang lemah sebagai penyebab sejumlah kebakaran dalam beberapa tahun ini di Bangladesh.
”Sejauh ini, ada puluhan jasad korban telah ditemukan. Jumlah bisa meningkat seiring dengan operasi pencarian yang berlanjut,” kata Julfikar Rahman, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Pertahanan Sipil Kota Dhaka.
AFP/NURPHOTO
Seorang anggota keluarga korban tewas menangis histeris setelah mengetahui kebakaran hebat telah membunuh sebagian keluarganya, Kamis (21/2/2019). Lebih dari 80 orang tewas akibat kebakaran hebat di sejumlah bangunan tua di Bangladesh itu.
Di samping itu, 50 korban luka telah dibawa ke rumah sakit dan belasan di antaranya dalam kondisi kritis. Ratusan anggota keluarga korban memadati rumah sakit dan fakultas kedokteran Dhaka untuk mencari korban yang hilang.
Sekitar 200 petugas pemadam kebakaran berjuang selama lebih dari lima jam untuk memadamkan api melalui jalur yang sempit dan berliku-liku. Petugas kesulitan memperoleh air untuk memadamkan api dan harus memompa dari pasokan air yang tersedia di masjid terdekat.
Diperkirakan ada lebih dari 3 juta warga yang tinggal di wilayah yang padat. ”Kawasannya sangat padat. Tidak ada tempat yang luas untuk kami bisa membawa air dengan mudah. Tidak ada sumber air yang dekat pula sehingga kami memerlukan beberapa jam untuk memadamkannya,” tutur AKM Shakil Nowaz, petugas pemadam kebakaran.
Praktik suap
Insiden itu mengingatkan kembali pada lemahnya implementasi standar atau regulasi keselamatan bangunan. ”Insiden tragis ini terjadi karena ketidakpedulian pemerintah dan kesalahan manajemen,” kata Mirza Fakhrul Islam Alamgir, Sekjen Partai Nasionalis Bangladesh (BNP), partai oposisi.
Mohammad Hemayet Uddin, seorang guru, menambahkan, warga telah beberapa kali mendesak otoritas terkait untuk merelokasi gudang ilegal di daerah itu, tetapi tidak ditindaklanjuti.
”Setelah tragedi Nimtoli (kebakaran yang terjadi pada 2010 dan menewaskan setidaknya 124 orang), kami mendesak para pemimpin lokal untuk tidak lagi membiarkan gudang yang berpotensi membahayakan kami,” ucapnya.
Pemerintah memiliki aturan hukum tentang keselamatan bangunan. Fasilitas industrial tidak diizinkan di area residensial. Namun, penegakan hukum itu tidak mudah. Pemilik usaha di Dhaka sering kali menyuap pegawai pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengawasi bangunan.
AP PHOTO/MAHMUD HOSSAIN OPU
Warga Bangladesh membawa peti mati korban dari kamar mayat setelah adanya kebakaran di Dhaka, Bangladesh, Kamis (21/2/2019).
Organisasi lingkungan Bangladesh, Poribesh Bachao Andolon, mencatat ada sekitar 1.000 pabrik kimia di kawasan kota tua Bangladesh. Sekitar 850 di antaranya ilegal.
Mohammed Manjur Morshed, pejabat Perencanaan Kota di Universitas Teknik dan Teknologi Khulna, mengatakan, ”Pemerolehan izin dibayangi korupsi. Sangat sedikit pengawasan yang memastikan apakah bangunan yang didirikan sesuai rencana yang diajukan.” Peraturan pemerintah sudah banyak, tetapi secara rutin dilanggar.
”Kerja sama diperlukan untuk menemukan gudang barang ilegal di daerah yang luas dan menampung ribuan bangunan,” kata Wali Kota Dhaka Selatan Sayeed Khokon.
Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan menambahkan, Bangladesh telah membentuk tim penyelidik kebakaran tersebut. (REUTERS/AP)