Ilmuwan telah mempelajari apa sebetulnya fungsi belang hitam putih pada kulit zebra sejak 150 tahun lalu. Berbagai teori dikemukakan mulai dari fungsi kamuflase, mengatur suhu tubuh, hingga menghindari predator dan serangga. Temuan terbaru menunjukkan, belang hitam putih itu berfungsi untuk mencegah lalat mendarat di kulit zebra.
Penelitian berjudul ”Manfaat Garis-garis Zebra: Perilaku Lalat Tabanid di Sekitar Zebra dan Kuda” itu dimuat dalam jurnal PLOS One edisi 20 Februari 2019 yang juga dipublikasikan Sciencedaily.com.
Penelitian dilakukan sebuah tim internasional yang di antaranya terdiri dari Tim Caro dari Universitas California di Davis, Amerika Serikat; Emmanuelle Sophie Briolat dari Universitas Exeter, Inggris; Joren Bruggink dari Universitas Aeres, Belanda; dan Martin How dari Universitas Bristol, Inggris.
Di Afrika, di mana zebra hidup, lalat tabanid membawa penyakit yang berakibat fatal pada zebra, termasuk trypanosomiasis, anemia menular, dan influenza. Zebra sangat rentan terhadap infeksi karena tipisnya rambut yang memungkinkan lalat menggigit. Namun, mekanisme yang tepat untuk mencegah lalat memperoleh makan darah kurang dipahami dengan baik. Pengamatan mendetail tentang lalat yang menggigit di sekitar zebra hidup sejauh ini tidak tersedia.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini, Tim Caro dan kawan-kawan membandingkan beberapa ukuran perilaku lalat tabanid liar yang terbang di sekitar zebra dan kuda domestik yang tinggal di habitat yang sama menggunakan pengamatan langsung dan rekaman video.
Kami menemukan bahwa lalat tabanid gagal melambat pada tahap akhir penerbangan mereka sebelum mendekati zebra, yang tidak terjadi pada kuda.
Mereka mempelajari tiga zebra (Equus burchelli) betina dan kuda domestik (Equus caballus) berwarna putih, abu-abu, coklat, dan hitam yang terdiri dari tiga betina dan enam jantan. Penelitian dilakukan di Bukit Livery, Dundry, Somerset utara, Inggris, pada Juli 2016 dan Juni-Juli 2017.
Tim merekam video tiap zebra dan kuda atau merekam dengan tangan dari jarak 1-2 meter aktivitas lalat tabanid (Haematopota pluvialis dan Tabanus bromius) yang terbang di sekitar tuan rumah mereka. Lalat tabanid Eropa betina itu mendekati zebra dan kuda karena membutuhkan darah untuk menghasilkan telur.
Hasil penelitian menunjukkan, tingkat pendaratan lalat tabanid lebih rendah pada kulit zebra dibandingkan pada kuda. Singkatnya, banyak bukti menunjukkan bahwa garis-garis mencegah pendaratan yang efektif oleh lalat tabanid begitu mereka berada di sekitar zebra. Akan tetapi, hal itu tidak mencegah mereka mendekati dari kejauhan.
”Yang penting, kami menemukan bahwa lalat tabanid gagal melambat pada tahap akhir penerbangan mereka sebelum mendekati zebra, yang tidak terjadi pada kuda,” demikian tulis Tim Caro dan kawan-kawan dalam pembahasan penelitiannya.
Dalam setengah detik terakhir, lalat tabanid terbang lebih cepat sebelum mendarat atau menyentuh zebra daripada seekor kuda. Hal itu menunjukkan, lalat tabanid tidak melihat target atau tidak menganggap permukaan bergaris-garis pada zebra sebagai tempat yang tepat untuk mendarat atau karena bingung oleh pola garis mungkin karena itu mengganggu penglihatan.
Selain itu, kata tim peneliti, zebra tampaknya menggunakan cara perilaku mencegah lalat tabanid menghabiskan waktu untuk mereka melalui desakan ekor yang konstan dan bahkan melarikan diri. Sebagai konsekuensi dari kedua pertahanan morfologis dan perilaku ini, sangat sedikit lalat tabanid yang mampu makan darah zebra sebagaimana dibuktikan oleh data penelitian.
Penelitian terdahulu tentang fungsi garis-garis pada zebra ini dilakukan tim Universitas Cambridge, Inggris, yang dimuat dalam jurnal Frontiers in Zoology tahun 2015. Namun, penelitian tidak dilakukan langsung pada zebra seperti dilakukan Tim Caro dan kawan-kawan, melainkan dicoba pada manusia.
Sebanyak 60 peserta bermain permainan untuk menguji apakah garis-garis memengaruhi persepsi mereka tentang target bergerak di komputer. Manusia yang bermain permainan komputer menangkap target bergaris lebih mudah daripada target abu-abu yang seragam ketika beberapa target hadir.
”Kami menemukan bahwa ketika target disajikan secara individual, target bergaris horizontal lebih mudah ditangkap daripada target dengan garis-garis vertikal atau diagonal. Anehnya, kami juga tidak menemukan manfaat garis ketika beberapa target disajikan sekaligus,” kata Anna Hughes, peneliti Universitas Cambridge, seperti dikutip Sciencedaily.com, 11 Agustus 2015.
Hasil penelitian Anna Hughes dan kawan-kawan ini tentu berbeda dengan hasil penelitian Tim Caro dan kawan-kawan yang menemukan manfaat garis-garis zebra secara langsung pada hewan bersangkutan.