Drama pencarian hilangnya pesepak bola asal Argentina, Emiliano Sala, telah berlalu. Jasadnya sudah dimakamkan. Drama Sala saat ini memasuki babak baru, yaitu masalah uang. Klub Nantes FC dan Cardiff City masih mempermasalahkan biaya transfer sebesar 15 juta poundsterling atau Rp 275 miliar.
Sala hilang bersama pesawat yang ditumpanginya pada 21 Januari 2019. Saat itu, dia sedang dalam perjalanan dari Nantes menuju Cardiff. Perjalanan itu untuk menuntaskan transfer dari klub lama, Nantes FC, ke Cardiff City.
Tragedi Sala merupakan kasus langka di dunia sepak bola. Sang pemain hilang lalu ditemukan tewas dalam proses perpindahan klub. Hal yang menjadi masalah, siapa yang harus menanggung kehilangan tersebut?
Nantes tentu merasa kehilangan sang pemain karena sudah resmi menjualnya ke Cardiff. Klub asal Perancis itu saat ini membutuhkan uang sesuai dengan yang tertera di kontrak. Dalam kontrak, pembayaran akan dibagi menjadi tiga kali, masing-masing 5 juta poundsterling.
Pihak Nantes sudah meminta pembayaran bagian pertama pada 5 Februari 2019. Namun, Cardiff meminta pengunduran 10 hari. Hingga saat ini, bagian pertama belum dibayarkan. Nantes kembali menyetujui permintaan Cardiff untuk memundurkan tenggat pembayaran hingga 27 Februari 2019.
Di sisi lain, Cardiff memang sudah menandatangani kontrak pembelian. Namun, klub papan bawah Liga Primer Inggris itu belum mau membayar. Sebab, mereka sama sekali belum mendaftarkan Sala sebagai bagian dari klub.
Sementara itu, Cardiff juga sedang menunggu hasil dari Investigasi Kecelekaan Udara (AAIB) tentang penyebab jatuhnya pesawat. The Telegraph melaporkan, pihak Cardiff meyakini AAIB mendapatkan informasi bahwa pilot pesawat, David Ibbotson, yang belum ditemukan, tidak memiliki surat izin untuk membawa pesawat komersial.
Jika terbukti tidak memiliki surat izin, pihak yang bisa disalahkan adalah pengatur penerbangan tersebut. Mereka adalah agen yang ditunjuk Nantes, Willie and Mark McKay.
Willie mengatakan, putranya, Mark, memang mengatur penerbangan tersebut. Namun, penerbangan itu sama dengan saat mereka membawa pemain-pemain lain yang menjalani proses pemindahan, termasuk mengatur penerbangan Pelatih Cardiff Neil Warnock saat bernegosiasi dengan Nantes.
”Emiliano dijadwalkan bertemu dengan petugas penghubung pemain yang menunggu di Kota Cardiff. Cardiff City mengetahui tentang penerbangan ini dan siapa yang mengaturnya,” kata Willie kepada The Times.
Situasi transfer semakin pelik karena melibatkan tim Perancis lain, Bordeaux, yang merupakan eks klub Sala sebelum pindah ke Nantes. Saat pindah, terdapat klausul kontrak pembagian 50 persen dana transfer berikutnya. Jadi, separuh dana 15 juta poundsterling dari Cardiff harus diserahkan kepada Bordeaux.
Pengacara olahraga Gianpaolo Monteneri menyebutkan, permasalah tersebut bisa diselelsaikan melalui dua jalur. Pertama adalah lewat FIFA. Kemudian bisa banding ke pengadilan olahraga (CAS) jika kurang puas. Kedua, pihak yang bermasalah bisa langsung membawa kasus itu ke CAS.
”Kedua hal itu bisa menjadi solusi jika tidak ditemukan kesepakatan dari dua klub. Kedua, sesuai dengan prosedur,” kata Kepala Status Departemen Pemain FIFA pada 1997-2005 itu.
Secara subyektif, Gianapolo Monteneri menilai, sudah seharusnya Cardiff membayarkan dana transfer sesuai kontrak resmi. Hal itu merupakan kewajiban klub meskipun terdapat kendala seperti yang dialami Sala.
”Jika melewati tenggat pembayaran, klub tersebut bisa dihukum FIFA. Aturannya bisa pengurangan poin sampai degradasi,” lanjutnya. (AFP)