Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Banten terus bertambah. Jumlah kasus penyakit tersebut paling tinggi terdapat di kabupaten/kota dengan penduduk terbanyak. Karena itu, mereka yang tinggal di permukiman padat penduduk diminta lebih waspada.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
SERANG, KOMPAS — Kasus demam berdarah dengue atau DBD di Banten terus bertambah. Jumlah kasus penyakit tersebut paling tinggi terdapat di kabupaten/kota dengan penduduk terbanyak. Karena itu, mereka yang tinggal di permukiman padat penduduk diminta lebih waspada.
Kepala Subbidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten Wahyu Santoso di Serang, Banten, mengatakan, pada Februari ini hingga Rabu (20/2/2019) terjadi 218 kasus DBD, satu orang di antaranya meninggal.
Korban tersebut adalah warga Kabupaten Tangerang. Sementara pada Januari 2019 terjadi 411 kasus DBD dengan empat korban tewas, yakni warga Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Tangerang, serta Kota Tangerang Selatan. Jumlah kasus itu meningkat dibandingkan dengan kasus pada Desember 2018 atau 244 kasus.
Menurut Wahyu, jumlah tersebut juga meningkat dibandingkan dengan Januari 2018 atau 65 kasus. Kasus DBD paling banyak umumnya terjadi di Kabupaten Tangerang. ”Pada Januari 2019, misalnya, jumlah kasus DBD paling tinggi terjadi di kabupaten itu atau menyerang 98 orang,” ujarnya.
Demikian pula pada Februari 2019, sebanyak 74 kasus terjadi di Kabupaten Tangerang. Jumlah itu paling tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota lain. ”Semakin padat penduduk di suatu permukiman, kerawanan penyebaran DBD juga lebih tinggi,” ujarnya.
Semakin padat penduduk di suatu permukiman, kerawanan penyebaran DBD juga lebih tinggi.
Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD tentu kian mudah menyebarkan penyakit itu dengan densitas penghuni yang tinggi di suatu permukiman. Karena itu, masyarakat diminta waspada dan melakukan 3M atau menguras dan menyikat semua tempat penampungan air, serta mendaur ulang barang-barang bekas.
Menurut Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Banten Ajun Komisaris Besar Edy Sumardi, pihaknya ikut mencegah penyebaran DBD yang semakin luas. Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Banten, misalnya, melakukan pengasapan di markas Kepolisian Resor (Polres) Serang.
Pengasapan juga dilakukan di asrama Polres Serang. Beberapa hari setelah itu, Polres Cilegon melakukan pengasapan di markasnya. Polda Banten bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Banten melakukan pengasapan. Para personel Polda Banten juga diimbau menjaga kebersihan.
Kepala Polres Cilegon Ajun Komisaris Besar Rizki Agung Prakoso mengatakan, pengasapan dilakukan sebagai tindakan preventif penyebaran DBD. ”Urkes (Urusan Kesehatan) Polres Cilegon bekerja sama dengan Dinkes Cilegon untuk melakukan pengasapan,” ujarnya.
Rizki mengatakan, para personel Polres Cilegon diminta menguras penampungan air secara berkala dan menutupnya serta mengubur barang bekas. ”Kami juga meminta mereka untuk memantau lingkungan. Musim saat ini sangat tak menentu sehingga kami melakukan pengasapan,” ucapnya.