Habitat Makin Sempit, Macan Dahan Masuk Permukiman
Habitat makin sempit dan rusak, satwa liar dilindungi masuk ke permukiman dan kebun warga di dua daerah terpisah di Kalimantan Tengah.
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Karena habitat makin sempit dan rusak, satwa liar dilindungi masuk ke permukiman dan kebun warga di Kalimantan Tengah. Di Kota Palangkaraya, ibu kota Kalteng, warga menangkap seekor macan dahan (Neofelis nebulosa). Selain itu, di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, dua orangutan masuk ke kebun sawit warga.
Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Handi Nasoka menjelaskan, macan dahan tersebut berkeliaran dan ditangkap warga pada Selasa (19/2/2019). Warga menangkap macan dahan itu yang sebelumnya memangsa seekor kucing.
”Kemungkinan habitatnya di dekat situ. Di sekitar lokasi itu dikelilingi hutan sekunder dan saat hujan terendam air. Mungkin karena itu ia keluar dari habitatnya,” kata Handi.
Ia menyebutkan, macan dahan itu diperkirakan berumur 4-5 tahun. Saat ini, hewan tersebut dibawa ke Pusat Reintroduksi dan Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng milik Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) untuk diobati. Pasalnya, saat ditangkap warga dan dibawa ke BKSDA Kalteng, terdapat luka pada kakinya akibat diikat.
”Kami ada dokter hewan dan segera memeriksa setelah dibawa ke sini. Ada luka di bagian kakinya sehingga kesulitan berjalan. Makanya kami bawa ke Nyaru Menteng supaya bisa diperiksa intensif karena di sana peralatannya lebih lengkap,” ujar Handi.
Handi menjelaskan, setelah diperiksa, menurut rencana, macan itu akan dilepasliarkan ke habitatnya yang lebih baik. Kemungkinan, lanjutnya, akan dilepasliarkan di Taman Nasional Sebangau.
Herman, dari Yayasan BOS, mengungkapkan, saat ini macan dahan itu masih dalam penanganan medis tim dokter Yayasan BOS. ”Kalau sudah dilakukan pemeriksaan medis dan bisa dilepas, baru dibawa lagi ke BKSDA,” ucapnya.
Penemuan satwa liar di luar habitatnya juga terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat pada Senin (18/2/2019). Dua orangutan, yakni induk dan anaknya, ditemukan di kebun kelapa sawit milik warga karena tersesat saat mencari makanan.
Direktur Lapangan Orangutan Foundation International (OFI) Fajar Dewanto mengatakan, penyelamatan dilakukan berdasarkan laporan warga yang melihat dua orangutan itu di dalam kebun sawit. Tim BKSDA Seksi Konservasi Wilayah II Pangkalan Bun, Kalteng, dan OFI kemudian menjemput kedua orangutan tersebut.
Induk orangutan, kata Fajar, berusia sekitar 30 tahun dengan bobot 35 kilogram. Adapun anaknya berjenis kelamin betina berusia sekitar 7 tahun dengan bobot 14 kilogram. Keduanya saat ini dibawa ke habitatnya di sekitar Tanjung Puting, Kotawaringin Barat.
”Habitat makin sempit sehingga membuat orangutan mencari pakan ke daerah di luar habitatnya. Ini karena alih fungsi lahan yang masif juga di sekitar sana,” ujarnya.
Fajar menjelaskan, kedua orangutan itu ditemukan di kebun sawit milik warga di Kilometer 11 di jalan penghubung Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama. Menurut dia, hampir setiap tahun di lokasi tersebut selalu ditemukan orangutan. OFI dan BKSDA sudah menyelamatkan sedikitnya 11 orangutan dari lokasi tersebut.
Fajar menambahkan, kawasan tersebut merupakan habitat penting orangutan serta merupakan kawasan hutan gambut dengan fungsi lindung dan budidaya. Hal tersebut tercantum dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 130/MENLHK/SETJEN/PKL.0/2/2017.
”Tidak tahu kenapa bisa ditanami sawit di sekitar sana. Semoga ini bisa menjadi perhatian pemerintah,” kata Fajar.