Situasi politik di Tanah Air yang riuh ternyata memengaruhi penulis Eka Kurniawan (43). “Sebetulnya situasi itu sangat memengaruhi sehingga perlu menyepi, kabur dari realitas, tapi saya tak melakukannya,” tutur Eka Sabtu (16/2/2019) usai selebrasi Prince Claus Award bagi dirinya di Erasmus Huis Jakarta. Perayaan itu dihadiri Duta Besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbal.
Eka lalu menjelaskan alasan keputusannya tersebut. “Mengapa kabur dari realitas? Sebagai penulis justru harus mengikuti fenomena itu, sebab semua peristiwa jadi sumber inspirasi saya,” lanjutnya sembari tersenyum.
Tak heran jika karya penulis novel Manusia Harimau tersebut menampakkan kekayaan imajinasi dan realita. Hal itu pula yang membuat juri menetapkan suami penulis Ratih Komala ini sebagai penerima Prince Claus Award 2018 bidang sastra.
Juri Prince Claus Award menyebut kemampuan Eka menarasikan kisah-kisah imajinatif lewat keindahan prosa, juga universalitas materinya membuatnya layak mendapat penghargaan itu. Selain itu Eka juga dianggap mampu memberi perlawanan terhadap tindakan politik sewenang-wenang, membawa isu sosial dalam bentuk yang akrab dengan masyarakat, serta membentuk pemahaman sejarah di masyarakat guna membangun persepsi tentang sebuah negara dengan lebih baik.
Bagi alumnus Fakultas Filsafat UGM itu, Prince Claus Award merupakan penghargaan keenam yang ia terima. Apa makna spesial dari penghargaan kali ini? Ia menjawab, “Penghargaan ini tak mengacu pada buku tertentu, penghargaan sebelumnya ke novel tertentu. Ini lebih kepada keseluruhan karya saya sehingga terasa lebih spesial,”.