Pasca Bus Terbakar, 60 Unit Transjakarta Tidak Beroperasi
Oleh
Helena F Nababan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- PT Transportasi Jakarta menunggu penyelidikan kepolisian setelah insiden kebakaran bus di Pasar Baru, Senin (18/02/2019) malam untuk tahu pasti penyebab. Namun divisi teknis juga ingin memastikan kondisi semua bus dari merk Hino sehingga bus-bus itu tidak dioperasikan dulu.
Agung Wicaksono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta menjelaskan setelah kejadian, semua sekarang masih dalam proses penyelidikan di kepolisian. "Dari kepolisian khususnya dari Puslabfor (Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri) yang akan menyelidiki. Semua masih menunggu dari kepolisian," jelasnya, Selasa (19/02).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan Sigit Wijatmoko juga menyatakan menunggu hasil Puslabfor. Menurut Sigit, kalaupun ada rangkaian insiden, itu akan jadi evaluasi dishub. Dishub berwenang mengevaluasi atas Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang dihadirkan Transjakarta. Evaluasi SPM bisa berpengaruh kepada besaran pemberian public service obligation (PSO) dari DKI untuk Transjakarta.
Wijanarko, Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transportasi Jakarta menjelaskan, bus yang terbakar adalah bus Hino ukuran single dengan operator PT Transjakarta. Bus itu berbahan bakar gas atau compress natural gas (CNG), dan buatan tahun 2016.
Dengan insiden tersebut, lanjut Wijanarko, Transjakarta berkomitmen terus menjamin keselamatan dan keamanan para pengguna angkutan umum, khususnya Transjakarta. Saat ini PT Transjakarta menghentikan sementara operasi bus-bus Hino.
"Seluruh bus Hino CNG ada 60 unit. Saat ini kami hentikan sementara operasinya untuk dilakukan pengecekan teknis lebih detail," jelas Wijanarko.
Namun untuk kejelasan penyebab kebakaran, pihak Transjakarta tetap menunggu penjelasan dari pihak kepolisian.
Seluruh bus Hino CNG ada 60 unit. Saat ini kami hentikan sementara operasinya untuk dilakukan pengecekan teknis lebih detail(Wijanarko)
Terpisah, Welfizon Yuza, Direktur Keuangan PT Transportasi Jakarta menjelaskan, untuk ke depan selain fokus di layanan reguler, Transjakarta juga fokus di integrasi bus kecil - bus sedang - bus besar, juga dengan angkutan berbasis rel. Atau layanan yang terangkum dalam Jaklingko.
Untuk Jaklingko yang sudah berjalan setahun, ada peningkatan dari dua operator menjadi 9 operator. Pada 2019 ini ditargetkan akan ada penambahan 63 rute jaklingko dengan 11 operator. "Artinya 11 operator bus kecil akan ikut bergabung dengan program ini," ujarnya.
Adapun unit yang bergabung sebanyak 1.441 unit dengan total pelanggan ditargetkan 221.000 pelanggan per hari. Untuk memudahkan pelanggan, Transjakarta yang awalnya bekerjasama dengan BNI dan Bank DKI untuk integrasi, ke depan akan juga bekerjasama dengan empat bank lainnya.
Kerjasama dengan enam bank, nantinya akan bisa menyuplai kebutuhan 50.000 kartu Jaklingko per bulan.