Tangerang Selatan boleh lah berbangga karena tetangga Jakarta ini memiliki kawasan yang cukup luas dan dikembangkan oleh pengembang swasta yang menjadi jantung kota ini. Siapa yang kenal Serpong atau BSD? Klaster perumahan dan kawasan bisnis juga pusat pendidikan yang ditata apik dengan fasilitas publik amat memadai seperti terlihat dari ruas-ruas jalannya, akses jalan tol, taman dan hutan kotanya.
Tangsel, demikian kota ini biasa disebut, juga tengah gencar membangun kawasan di luar yang dikembangkan pengembang swasta. Tengoklah Pamulang yang menjadi pusat pemerintahan Kota Tangsel yang terus dijamah pembangunan.
Meskipun demikian, persoalan sampah yang diproduksi oleh lebih dari 1 juta warga Tangsel sepertinya belum tertangani dengan baik. Coba mampir ke TPA Cipeucang di Jalan Kapling Nambo, Serpong. Kondisi TPA ini sangat jauh berbeda dengan TPA Rawa Kucing di Kota Tangerang.
Sejauh pengamatan, dua pekan lalu, kawasan TPA Rawa Kucing, tidak terawat dengan baik. Kesan TPA pada umumnya, seperti kumuh, kotor, serta bau melekat dari TPA tersebut. Ada sedikit perubahan di kawasan itu, karena telah terbangun tembok yang membatasi kawasan perkantoran dengan lahan kosong di depannya.
“Rencananya di lahan kosong depan ini akan dibangun pembangkit tenaga listrik dari pengolahan sampah (PTLSa). Belum tahu kapan, diharapkan secepat mungkin segera dibangun agar persoalan sampah Tangsel segera teratasi,”kata seroang petugas dari UPT TPA Cipeucang, Saeful, Kamis (7/2).
Untuk memasuki kawasan tempat penampungan, tidak sembarang orang yang bisa masuk ke dalamnya. “Hanya petugas dan truk yang bisa masuk ke dalam. Harus minta ijin dulu ke UPT,” kata petugas yang berjaga di pintu masuk tempat penampungan. Pintu masuk dijaga tiga orang. Setiap truk masuk tidak terlihat mereka harus menimbang sampah yang dibawah. Petugas hanya mencatat dan truk masuk. Memotret kawasan pun dihalang-halangi.
Sejauh pengamatan, hanya sepintas terlihat zone penampungan dikelilingi bronjong. Sepintas, terlihat ketinggian bronjong diperkirakan mencapai sekitar tujuh meter. Hanya satu dan dua truk yang memasuki kawasan TPA.
Tiga petugas yang berjaga di gerbang tidak memperbolehkan Kompas untuk melihat kondisi tempat penampungan sampah di TPA ini. Dari jarak 10 meter dari gerbang masuk tempat penampungan sampah yang diangkut truk hanya terlihat bronjong. Truk masuk tidak jelas ujungnya di mana.
Sebuah taman kecil terbangun di lokasi yang dulunya menjadi lapak-lapak pemulung, samping tempat pencucian mobil truk sampah. Setelah taman terbangun, pemulung pindah lokasi lain di atas TPA. Bangunan-bangunan ini terlihat agak kumuh sebelum memasuki TPA tersebut.
“Dalam sehari, ada sekitar 90 rit truk sampah yang masuk ke TPA ini. Truk mengangkut sekitar 300 ton sampah yang belum diolah atau dipisahkan. Truk ini mengangkut sampah dari 54 kelurahan yang tersebar di 7 kecamatan se-Tangerang Selatan,”kata Saeful.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Toto Sudarto mengatakan, selama ini, TPA Cipeucang belum tidak maksimal menampung 800 ton per hari sampah rumah tangga dan industri, yang tertampung hanya sekitar 300 ton hari. Tidak heran jika sampah yang tidak ditampung di Cipeucang banyak ditemukan berceceran di banyak lokasi di Tangsel, seperti di lahan-lahan kosong pinggir rel di Sudimara, Jombang, juga sampai ke kawasan Ciputat.
Sewaktu menerima penghargaan sebagai peringkat kedua Indek Kota Cerdas untuk kategori Kota Besar bulan lalu, Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany mengakui, persoalan sampah di wilayahnya sangat luar biasa. Selama ini, pemerintah kesulitan mendapatkan tempat untuk membuang sampah di TPA Cipeucang.
“Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak menerima sampah (dari Tangerang Selatan). (Mau membuang sampah) Ke Kota Tangerang, Perdanya tidak membolehkan. Kami bekerja sama dengan bapak Ridwan Kamil, (Pemerintah Provinsi) Jawa Barat untuk membuang sampah ke Nambo, Bogor,” ujar Airin.
Menurut Airin, pihaknya sudah membuat kesepahaman bersama atau memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat agar truk sampah dari Kota Tangerang Selatan dapat membuang sampah di Nambo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. MoU sudah dibuat sejak bulan Mei 2018.
Sekarang sudah hampir satu tahun berlalu, tetapi belum ada kepastian arah pengolahan sampah Tangsel ke depan. Menjelang Hari Peduli Sampah yang diperingati tiap 21 Februari, ada baiknya Tangsel juga mengingat kembali sudah seberapa peduli mereka dengan sampahnya sendiri. Kalau memang peduli, percepatlah upaya penanganannya.