Kesadaran Masyarakat Ditingkatkan dengan Kampung Siaga Bencana
Pemerintah kian gencar meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana di Kabupaten Pandeglang, Banten. Edukasi tersebut diwujudkan dengan Kampung Siaga Bencana dan Tagana Masuk Sekolah.
Oleh
DWI BAYU RADIUS/ANITA YOSSIHARA
·2 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS – Pemerintah kian gencar meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesiapsiagaan untuk menghadapi bencana di Kabupaten Pandeglang, Banten. Edukasi tersebut diwujudkan dengan Kampung Siaga Bencana dan Tagana Masuk Sekolah.
Menurut Menteri Sosial Agus Gumiwang di Desa Panimbang, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Senin (18/2/2019), Tagana Masuk Sekolah diselenggarakan untuk mengedukasi sekitar 5.500 pelajar dan 275 guru. Program itu diadakan di 55 sekolah dasar (SD), menengah, dan atas pada 11-18 Februari 2019.
Sementara, Tagana Masuk Desa dilaksanakan di tujuh kecamatan rawan bencana, yakni Panimbang, Labuan, Pagelaran, Cigeulis, Carita, Sukaresmi, dan Sumur pada 17-19 Februari 2019. Sekitar 420 warga dan tokoh masyarakat mengikuti program tersebut.
“Program itu merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden (Joko Widodo) tentang pentingnya edukasi kebencanaan untuk masyarakat,” ujarnya. Menurut Agus, program tersebut dilaksanakan dalam rangka mengurangi atau mencegah risiko bencana.
Kementerian Sosial berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk melakukan program itu antara lain Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), TNI, Polri, pemerintah daerah, serta masyarakat.
“Kami ingin membangun pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat, serta petugas penanggulangan bencana, termasuk potensi terjadinya bahaya itu,” ujar Agus. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat sangat penting karena mereka berhadapan langsung dengan bencana.
“Keberhasilan mitigasi sangat bergantung pada pemahaman dan kesiapsiagaan masyarakat. Selain melaksanakan program itu, kami menanam 2.230 bibit pohon keras dan buah,” katanya. Agus mengatakan, 1.000 bibit tersebut adalah bantuan dari Kementerian LHK dan sisanya diberikan BNPB.
Penanaman pohon itu dilaksanakan masyarakat, aparatur pemerintah, TNI, Polri, Tagana, dan pendamping desa. Agus mengatakan, pohon bisa menjadi benteng alam. Selain itu, pemerintah menyerahkan bantuan logistik dengan nilai Rp 1,37 miliar.
Kepala SD Negeri 2 Teluk di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Dedeh Arnawati menyambut positif diselenggarakannya Tagana Masuk Sekolah. “Murid-murid bisa mendapatkan pengetahuan mengenai mitigasi. Sebelumnya, mereka tidak tahu,” ujarnya.
Dedeh mengatakan, aktivitas itu telah dilaksanakan di sekolahnya dengan jumlah peserta sekitar 100 murid. Mereka melaksanakan simulasi gempa, tsunami, dan banjir. “Para murid dilatih enam Tagana dan bisa mengikuti simulasi dengan baik,” ujarnya.