Kekalahan Menjadi Motivasi Memenangi Partai Hidup Mati
Menang atau tersingkir. Berlaga pada partai hidup mati seperti itu bisa menjadi pendorong kuat bagi sebuah tim untuk meraih kemenangan.
MALANG, KOMPAS--Tiga kekalahan dari tiga laga putaran pertama babak empat besar membuat posisi dua tim peserta Proliga 2019, yaitu tim putra Jakarta Pertamina Energi dan tim putri Bandung Bank BJB Pakuan, terancam. Satu kekalahan lagi saja, mereka akan tersisih dari persaingan untuk menentukan dua tim terbaik ke grand final kompetisi bola voli elite Tanah Air ini.
Bank BJB Pakuan tampil pada putaran kedua empat besar di GOR Ken Arok, Malang, Jumat (15/2/2019), dengan nilai satu, hasil dari kekalahan 2-3 dari Jakarta PGN Popsivo Polwan pada putaran pertama empat besar. Pada laga lainnya, BJB tak mendapat nilai karena kalah 0-3 dari Jakarta Pertamina Energi dan Jakarta BNI 46.
Hasil itu membuat mereka terbenam di dasar klasemen. Finalis musim lalu itu masih punya peluang mengulang prestasi mereka lolos ke grand final di Yogyakarta, pekan depan, dengan catatan memenangi ketiga laga di Malang. Satu kekalahan lagi saja, mereka dipastikan tersingkir.
Kondisi itu, yang menurut pelatih BJB Pakuan, Teddy Hidayat, menjadi motivasi bagi anak asuhnya untuk memenangi pertandingan di putaran kedua.
Kembali berhadapan dengan Popsivo, Shella Bernadetha dan kawan-kawan tampil penuh semangat. Setelah melewati pertarungan selama lima set, dengan dukungan sekelompok suporter yang tak hentinya berteriak, mereka membalas kekalahan dari Popsivo dengan kemenangan 3-2 (27-25, 25-18, 17-25, 28-30, 15-12).
Dengan tambahan dua poin, BJB Pakuan menyelamatkan muka sebagai tim finalis musim lalu karena berhasil meraih kemenangan.
Teddy mengatakan, faktor lain yang menguntungkan timnya adalah penampilan spiker nasional Aprilia Manganang di kubu Popsivo yang tak sebaik pada putaran pertama di Kediri. ”April baru mulai tampil baik pada akhir pertandingan. Saya tak tahu kenapa, tetapi itu jadi keuntungan bagi kami,” ujarnya.
Adapun pelatih Popsivo, Chamnan Dokmai, mengakui, BJB Pakuan tampil lebih baik dari laga sebelumnya di Kediri. Adapun Aprilia dan kawan-kawan punya banyak peluang, tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik.
”Setiap latihan saya sudah memberitahukan kepada pemain apa yang harus dilakukan. Akan tetapi, pada pertandingan tadi tidak berjalan lancar,” ujarnya.
Popsivo masih membutuhkan kemenangan untuk lolos ke grand final. Kapten Popsivo, Amalia Fajrina, mengatakan, mereka harus tampil lebih baik untuk mengalahkan BNI 46 dan Pertamina. Kemarin, tim putri Pertamina memastikan lolos ke grand final setelah menang 3-1 atas BNI 46.
Penampilan terbaik
Keharusan untuk menang juga memotivasi tim putra Jakarta Pertamina Energi untuk tampil maksimal. Tim putra Pertamina belum meraih satu pun nilai di Kediri karena selalu kalah 0-3.
Hal itu membuat anak asuh pelatih Putut Marhaento ini menampilkan permainan terbaik mereka selama putaran kedua empat besar melawan Palembang Bank SumselBabel.
Mereka mampu menahan servis keras para pemain Bank SumselBabel. Dari pukulan pertama itu, Agung Seganti dan kawan-kawan menyusun variasi serangan cepat, dikombinasikan dengan smes dari bola lambung. Blok pemain Pertamina pun rapat.
Sebaliknya, Bank SumselBabel yang hanya membutuhkan satu kemenangan setelah Jakarta BNI 46 memastikan lolos ke grand final justru tampil terbeban. Servis lompat yang selama ini menjadi kekuatan tim asuhan Pascal Wilmar itu kerap menyangkut net atau keluar lapangan. Tercatat sebanyak 24 poin Pertamina berasal dari kesalahan pemain Bank SumselBabel.
"Saya sudah minta anak-anak untuk fokus bermain. Tetapi karena hanya butuh satu kemenangan untuk lolos, mereka justru terbeban. Apalagi servis lompat kami seringkali memyangkut atau keluar. Tetapi, karena penerimaan servis mereka bagus, kami terus mengambil risiko untuk melakukan servis lompat," ujar Pascal.
Pertamina kini meraih nilai 3 dan masih berpeluang lolos ke grand final, dengan catatan memenangi dua laga berikut dan Bank SumselBabel tidak meraih kemenangan.
Bank SumseslBabel yang tertahan dengan nilai 7 berpeluang paling besar mendampingi BNI 46 ke final.
Putra BNI 46 menjadi tim pertama memastikan diri lolos ke final setelah menang atas Surabaya Bhangkara Samator, 3-0 (25-19, 25-17, 25-18) pada laga sebelumnya. Perolehan 12 nilai dari empat kali kemenangan membuat posisi tim asuhan pelatih Samsul Jais ini tak akan tergeser tiga tim lain dari dua besar klasemen akhir.
Putut mengatakan, berdasarkan pengalamannya, sulit untuk bangkit jika menderita kekalahan pada hari pertama final four , karena tim harus bertanding tiga hari berturut-turut. Pelatih harus mengevaluasi kekuarangan pada laga pertama, tetapi pemain tak punya cukup waktu untuk berlatih. “Perlu dipertimbangkan panitia untuk menyediaan tempat latihan yang memadai, berbeda dengan arena pertandingan, sehingga tim punya cukup waktu berlatih,” ujarnya.
Susul ke final
Langkah putra BNI 46 ke final diikuti oleh putri Pertamina Energi. Anak asuh pelatih M Anshori ini meraih kemenangan keempat sekaligus memastikan satu posisi di grand final. Meski sempat kehilangan satu set, Novia Andriyanti dan kawan-kawan mengalahkan putri BNI 46, 3-1 (25-16, 25-15, 23-25, 25-10).
"Meskipun telah memastikan lolos, kami tetap akan menurunkan tim terbaik pada dua laga terakhir. Tetapi rotasi pemain akan lebih banyak dilakukan,@ ujar Anshori.
Meski memiliki materi pemain dengan kualitas di atas tim lain, dan belum tekalahkan selama empat besar, Anshori mengatakan tidak akan memandang remeh lawan. "Seperti di set ketiga melawan BNI, kami mengendurkan tekanan dan lawan justru bermain rileks, sehingga set itu lepas. Di set keempat saya ingatkan lagi, pertandingan belum selesai dan tak boleh lengah," ujarnya.
Terkait lawan di final, Anshori memperkirakan Popsivo berpeluang paling besar karena telah mengoleksi dua kemenangan. Laga Popsivo dan BNI 46, sabtu ini, akan menjadi penetu tim kedua yang mendampingi Pertamina ke grand final Proliga kelompok putri. (WAS)