MAGELANG, KOMPAS — Sebagai salah satu sentra peternakan kambing peranakan ettawa, warga Desa Giripurno, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terus berupaya meningkatkan nilai tambah potensi daerah. Berawal dari ide seorang turis yang kesasar, warga Giripurno kini mulai mengolah keju berbahan susu kambing. Kelak, keju diharapkan menjadi produk unggulan desa di lereng perbukitan Menoreh itu.
”Kami menargetkan, perlahan, Desa Giripurno bisa dikenal sebagai desa keju,” ujar Kepala Desa Giripurno Sukisno, Kamis (14/2/2019).
Pelatihan memperdalam keahlian membuat keju itu mulai dilaksanakan pada Kamis (14/2/2019) di Desa Giripurno dengan melibatkan sejumlah BUMN, seperti Patra Jasa dan Bank Mandiri. Setelah pelatihan ini, pihak BUMN juga akan membantu memasarkan produk.
Sukisno mengatakan, warga Desa Giripurno memiliki puluhan peternak kamping PE dengan jumlah populasi sedikitnya 600 ekor.
Usaha beternak kambing peranakan ettawa (PE) sebenarnya sudah dimulai sekitar tahun 2000. Sebelumnya, karena kambing PE laku terjual dengan harga tinggi, peternak kala itu memfokuskan diri pada usaha pembibitan semata. Setelah itu, barulah sekitar tahun 2009 sebagian peternak pergi dan belajar mengolah susu kambing di kelompok tani ternak di Turi, Sleman, DI Yogyakarta. Di sana mereka belajar mengolah susu kambing menjadi aneka produk, mulai dari susu bubuk, permen, hingga kerupuk. Namun, upaya ini tidak ditindaklanjuti menjadi usaha yang serius.
Kami menargetkan, perlahan, Desa Giripurno bisa dikenal sebagai desa keju.
Turis kesasar
Ide awal pembuatan keju muncul sekitar tahun 2012. Ide itu justru datang dari seorang wisatawan asal Inggris yang kebetulan tersesat saat berkeliling di sekitar perbukitan Menoreh. Turis itu akhirnya menginap di rumah Maryanto, Wakil Ketua Kelompok Tani Ternak Sari Makmur.
Setelah melihat usaha peternakan kambing PE yang dikembangkan warga, wisatawan yang merupakan pensiunan dokter itu melatih Maryanto mengolah susu menjadi keju. Turis itu mengatakan, susu kambing PE layak dikembangkan menjadi produk apa saja karena memiliki nilai nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi.
Susu kambing PE layak dikembangkan menjadi produk apa saja karena memiliki nilai nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi.
Wisatawan itu intensif mendampingi Maryanto dan peternak-peternak lain. Setelah hanya ingin menginap selama seminggu, akhirnya dia justru menginap selama empat bulan. Dia bahkan mengundang istrinya dari Inggris untuk ikut bergabung mengolah susu menjadi keju.
Maryanto mengatakan, setelah melalui beberapa kali uji coba, mereka pun akhirnya berani berpromosi dengan memberikan contoh produk ke sejumlah hotel di Kecamatan Borobudur. Sekalipun berkomentar enak, pihak hotel enggan memesan karena produk keju itu belum teruji sebagai makanan layak konsumsi oleh dinas kesehatan setempat.
Namun, mereka tidak berputus asa. Suatu ketika, seorang kolega wisatawan Inggris tadi mampir ke Giripurno untuk mencicipi keju. Akhirnya, dia mulai rutin memesan keju 10-20 keping per hari. Satu keping keju saat itu dijual dengan harga Rp 35.000-Rp 40.000. Pemesanan keju itu terus rutin selama empat tahun.
Keseluruhan pesanan keju tersebut dipasok memenuhi kebutuhan bahan pangan bagi tamu-tamu di vila milik warga Perancis itu. Vila yang berlokasi di Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, itu didatangi banyak tamu dari Eropa.
Namun, ketika permintaan berhenti, produksi pun tak lagi dilanjutkan. Warga sempat menjual susu kambing segar ke sebuah perusahaan susu di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun, warga tidak lagi antusias setelah perusahaan itu mengembalikan sekitar 100 liter susu milik peternak yang dinilai tidak memenuhi standar kualitas.
Senior Manager PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Diah Martha Budiningsih mengatakan, dalam pelatihan membuat keju yang melibatkan praktisi keju asal Yogyakarta, warga berhasil membuat 1,8 kilogram keju dengan bahan baku 8 liter susu. Capaian tersebut, menurut Diah, diharapkan dapat membuat warga antusias menggeluti usaha memproduksi keju ini.
”Warga pun semestinya bersemangat membuat keju karena produk keju berbahan susu kambing PE ini bernilai ekonomi tinggi dan disukai konsumen dari negara-negara asing, terutama Eropa,” ujarnya.
Dengan mempertimbangkan potensi susu dari populasi ternak kambing PE serta prospektifnya bisnis keju, menurut Diah, pihaknya berencana membangun pabrik keju mini di Desa Giripurno. Pabrik itu direncanakan berada di Balai Ekonomi Desa Giripurno yang saat ini tengah dibangun.