Mengutip dari buku Smart Talk: The Art of Savvy Business Conversation karya Roberta Roesch, pebisnis harus menjaga alur percakapan bisnis agar tetap sederhana, tetapi lugas. Sebab, menurutnya, bahasa yang tepat membuat bisnis tetap langgeng.
Lalu, apa saja yang harus diperhatikan dalam berbahasa dalam konteks membangun percakapan bisnis?
1. Serius, tapi santai
Dengan siapa pun berbisnis, dasar kerja sama adalah saling percaya dan tingkat keseriusan Anda serta rekan usaha dalam menjaga komitmen. Meskipun Anda terbiasa bersikap santai dalam keseharian, adakalanya pemikiran dan sikap harus menjadi serius saat berbicara mengenai bisnis. Gunakanlah bahasa yang sedikit santai dan tidak terlalu banyak menggunakan bahasa formal.
2. Sapaan formal
Ketika berbicara mengenai soal bisnis, usahakan untuk menyapa dengan panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Anda, atau Saudara. Ini penting untuk merebut respek dan perhatian dari orang yang bersangkutan. Janganlah bersikap sok akrab dengan cepat mengubah panggilan formal menjadi namanya kecuali lawan bicara telah memberikannya izin.
3. Pendengar yang baik
Cobalah untuk tidak selalu menguasai pembicaraan. Sekali waktu cobalah untuk menjadi pendengar untuk memberikan kesempatan pada lawan bicara mengekspresikan pendapatnya. Belajarlah untuk tulus mendengar segala ide lawan bicara. Tatap matanya kala berbicara dan lontarkan komentar saat sudah berhenti berbicara.
4. Pilih topik
Bila Anda belum lama mengenal rekan bisnis yang ditemui, pilihlah topik pembicaraan yang netral. Jangan sampai Anda terlibat dalam perdebatan yang bisa mengganggu pembicaraan. Hindari pembicaraan mengenai SARA dan politik. Hal ini agar pembicaraan bisa lebih santai dan mencegah terjadi perdebatan atau argumentasi pribadi.
5. Akhiri dengan elegan
Akhiri perbincangan dengan senyum, menyebut nama rekan bisnis dengan terlebih dulu memanggil dengan sebutan Bapak atau Ibu, lalu jabatlah tangan lawan bicara dengan mantap. Jika Anda belum saling bertukar kartu nama, ini adalah saat tepat untuk melakukannya. Bila kehabisan kartu nama, tulislah nomor telepon dan surel Anda di atas sehelai kertas. Bisa juga Anda menyusulkan mengirim data diri lewat surel yang diberikan. Yang penting, jangan biarkan pertemuan berakhir tanpa kemungkinan untuk menjalin kontak kembali.
Foto-foto: Shutterstock.com