Pasangan ganda campuran baru pelatnas, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, akan memulai perjalanan mereka pada tiga turnamen di Eropa, termasuk All England.
JAKARTA, KOMPAS—Perjalanan baru akan dimulai Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow pada turnamen bulu tangkis di Eropa. Duet pemain senior dan muda ini diharapkan bisa langsung unjuk gigi pada tiga turnamen mulai pekan depan.
Winny, yang berusia 20 tahun, diduetkan dengan Owi setelah partner lama Owi, Liliyana “Butet” Natsir pensiun sebagai atlet pada 27 Januari. Owi (31), yang telah menjadi juara dunia dan Olimpiade bersama Butet, diharapkan bisa membawa Winny pada kemampuan yang lebih baik seperti ketika dia ”ditarik” Butet.
Saat berpasangan pada 2010, setelah Butet menjadi juara dunia 2005 dan 2007 bersama Nova Widhianto, Owi belum punya prestasi. Dibimbing Butet yang berusia dua tahun lebih tua, Owi menjadi juara All England 2012-2014, juara dunia 2013 dan 2017, serta juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Perjalanan Owi/Winny akan dimulai di Barcelona Masters (19-24 Februari), disusul Jerman Terbuka (26 Februari-3 Maret), dan All England (6-10 Maret). Di Barcelona yang berkategori BWF World Tour Super 300, Owi/Winny menjadi unggulan kelima.
Pada Jerman Terbuka, persaingan lebih berat meski kategorinya sama dengan Barcelona Masters. Ini karena Jerman Terbuka dijadikan pemanasan oleh pemain-pemain top dunia sebelum tampil pada turnamen bergengsi, All England, yang berkategori Super 1000.
Di All England, persaingan diwarnai hadirnya tujuh dari 10 peringkat teratas, termasuk juara bertahan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang) serta ganda nomor satu dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong (China), yang meraih sembilan gelar pada 2018. Pada babak pertama, Owi/Winny akan bertemu rekan sesama pelatnas, yaitu Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.
”Harapan saya, Owi/Winny bisa langsung unjuk gigi. Tetapi, untuk penampilan awal, saya ingin melihat komunikasi mereka berjalan baik atau tidak,” kata pelatih ganda campuran pelatnas, Richard Mainaky di Jakarta, Rabu (13/2/2019).
Richard, yang menyebut Owi/Winny dengan panggilan ”Towin”, juga berharap Owi bisa memimpin pemain muda. ”Sebaliknya, Winny harus bisa cuek, berani, dan percaya diri untuk dapat mengimbangi permainan seniornya,” lanjutnya.
Owi, seperti yang dia katakan menjelang penampilan terakhir bersama Butet pada Indonesia Masters, 22-27 Januari, bertekad menjalankan tanggung jawab barunya dengan baik. Dia ingin membuktikan bisa mengikuti jejak Butet, membantu pemain muda untuk berprestasi.
”Saya akan berusaha berbagi pengalaman. Namun, di lapangan, saya tidak ingin ada status senior dan yunior agar tidak ada rasa sungkan. Kami harus saling mengingatkan,” kata Owi.
Richard membuka peluang bagi Owi/Winny untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, meski PP PBSI telah menentukan dua pasangan prioritas, yaitu Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Jika prestasi Owi/Winny atau pasangan lain bisa melampaui dua ganda prioritas, kesempatan tampil di Tokyo bisa diraih.
Sebelum tampil di All England, Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati akan turun di Jerman Terbuka. Mereka akan bertemu pada babak kedua jika memenangi babak pertama.
Pada All England, Hafiz/Gloria dan Praveen/Melati bahkan langusng berhadapan pada babak pertama. Pemenangnya juga berpeluang bertemu rekan sepelatnas, yaitu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, yang akan melawan Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) pada laga awal.
”Memang disayangkan Hafiz/Gloria bertemu Praveen/Melati pada babak pertama. Tetapi, ada keuntungan juga kalau Rinov/Pitha menang pada babak pertama, karena ganda campuran Indonesia sudah dipastikan memiliki wakil pada delapan besar,” tutur Richard.
Indonesia mengirim enam pasang ganda campuran ke All England. Mereka adalah Owi/Winny, Hafiz/Gloria, Praveen/Melati, Rinov/Pitha, Alfian/Marsheilla, dan Ronald/Annisa Saufika. (iya)