Imigran Afghanistan yang Tewas Bakar Diri Dimakamkan

Sajad Yakub (25), imigran asal Afganistan yang tewas setelah membakar diri di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) pada 8 Februari lalu, akhirnya dimakamkan di Malendeng, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/2/2019) pagi. Sementara dua imigran wanita Afganistan lainnya, Akela Yakub (45) dan Kamera Rahim (44), yang sebelumnya melakukan aksi mogok makan, dilaporkan kabur dari perawatan di rumah sakit. Akela merupakan ibu dari Sajad.

KOMPAS/JEAN RIZAL LAYUCK

Kepala Kanwil Hukum dan HAM Sulut Efendi Peranginangin

MANADO, KOMPAS — Sajad Yakub (25), imigran asal Afghanistan yang tewas setelah membakar diri di Rumah Detensi Imigrasi pada 8 Februari lalu, akhirnya dimakamkan di Malendeng, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (14/2/2019) pagi. Sementara dua imigran wanita Afghanistan lainnya, Akela Yakub (45) dan Kamera Rahim (44), yang sebelumnya melakukan aksi mogok makan, dilaporkan kabur dari perawatan di rumah sakit. Akela merupakan ibu dari Sajad.

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Sulawesi Utara Efendi Peranginangin, yang ditemui di ruang kerjanya, Kamis petang, menyatakan, Akela dan Kamera dirawat di Rumah Sakit Advent setelah melakukan aksi mogok makan selama tiga hari di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Manado. Mendapat kabar bahwa putranya, Sajad, meninggal di Rumah Sakit Kandou, Akela bersama Kamera keluar dari Rumah Sakit Advent.

”Kami merasa prihatin atas kematian Sajad. Apabila kemudian Akela dan Kamera keluar dari rumah sakit, (itu) sebagai ungkapan dukacita,” ujarnya.

Kepala Rudenim Manado Arther Mawikere mengatakan tidak mengetahui keberadaan Akela dan Kamera. Keduanya juga belum akan dicari mengingat suasana duka dirasakan Akela dan Kamera.

Sementara itu, Muhammad Rahim yang juga terbakar akibat aksi Sajad masih berada dirawat di Rumah Sakit Kandou.

Baca juga: Warga Afganistan yang Bakar Diri Meninggal

Sajad meninggal di ruang perawatan Irina A Rumah Sakit Kandou pada Rabu (13/2/2019) pukul 15.39. Sajad menderita luka bakar hampir di sekujur tubuh setelah melakukan aksi bakar diri di ruang tahanan Rudenim Manado, 8 Februari lalu.

Robert Tuwaidan dari Humas Rumah Sakit Kandou mengatakan, Sajad meninggal akibat luka bakar cukup parah, hampir 75 persen. Hampir sekujur tubuh korban terbakar kecuali bagian punggung.

Sajad berada di Manado sejak berusia 6 tahun. Dia bahkan pernah kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi. Adapun status Akela dan Kamera, beserta 10 anggota keluarganya, merupakan imigran setelah Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) menolak permohonan suaka mereka. Dengan status imigran, keberadaan mereka menjadi tanggung jawab pihak imigrasi dan sewaktu-waktu bisa dideportasi.