JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pertanian berencana mengekspor beras kualitas premium dan beras organik pada akhir musim ini. Produksi beras dari sejumlah daerah, seperti Sulawesi Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian wilayah Pulau Jawa, berpotensi untuk diekspor pada tahun ini.
Kementerian Pertanian mencatat, sejak tahun 2016 hingga 2018 nilai ekspor pangan naik 29 persen. ”Yang jelas ekspor kita naik 29 persen. Itu kenaikan yang luar biasa. Yang dicatat adalah PDB, produk domestik bruto pertanian, naik dari Rp 900 triliun pada tahun 2013 menjadi Rp 1.463 triliun tahun 2018,” kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman seusai pembekalan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kementerian Pertanian, Senin (11/2/2019).
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto lebih lanjut menjelaskan, hasil panen gabah pada akhir Februari, Maret, dan April akan diekspor. ”Ini, kan, masuk bulan kemarau yang kualitas gabahnya kemungkinan besar bagus. Nanti seberapa banyak gabah yang kualitasnya bagus itu yang akan diekspor,” ujar Gatot.
Produksi beras yang mempunyai potensi untuk dapat diekspor, antara lain dari Sulawesi Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, dan sebagian besar beras produksi di Jawa. Wilayah tersebut dinilai biaya produksi gabahnya paling murah, surplus banyak, tetapi dengan mutu yang bagus.
Mereka harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan belajar tanpa henti untuk menemukan inovasi-inovasi teknologi di bidang pembangunan pertanian.
Sementara negara tujuan yang akan menjadi target ekspor adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Papua Niugini, dan sejumlah negara di Timur Tengah. Namun, menyangkut target jumlah beras yang akan di ekspor, ia belum bisa menyebutkan.
”Kami akan laporkan setelah data akumulasi agak signifikan. Secara internal, Pak Menteri sudah menyiapkan terkait penyediaan beras premium ini bisa diakselerasikan pada musim panen akhir Februari ini,” imbuh Gatot.
Lumbung pangan
Sementara itu, tahun ini Kementerian Pertanian menambah jumlah pegawai negeri sipil sebanyak 795 orang. Jumlah tersebut diambil dari 28.420 pelamar.
Menurut Amran, para PNS baru di lingkungan Kementerian Pertanian akan difokuskan untuk mencapai target kinerja pemerintah menjadikan Indonesia sebagai salah satu lumbung pangan dunia. ”CPNS baru, harapan baru untuk mencapai lumbung pangan dunia,” ujarnya.
Amran menyampaikan bahwa salah satu kunci kesuksesan menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia adalah komitmen para PNS di lingkungan Kementerian Pertanian. Mereka, lanjut Amran, harus berdisiplin tinggi dan pantang menyerah terhadap tugas yang diberikan pimpinan. ”Mereka harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan belajar tanpa henti untuk menemukan inovasi-inovasi teknologi di bidang pembangunan pertanian,” ujar Amran.
CPNS baru, harapan baru untuk mencapai lumbung pangan dunia.
Kepala Biro Organisasi dan Kepegawaian Kementan Abdul Halim menjelaskan, sebanyak 795 CPNS tersebut terdiri dari 77 lulusan terbaik, 14 penyandang disabilitas, 14 putra-putri dari Papua dan Papua Barat, serta 690 orang posisi umum.
Ia menambahkan, para CPNS tersebut akan disebar di 11 unit eselon 1, di antaranya sekretariat jenderal 46 orang, inspektorat jenderal 10 orang, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebanyak 25 orang, Direktorat Jenderal Perkebunan 61 orang, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 18 orang, Direktorat Jenderal Hortikultura 13 orang, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 97 orang, Badan Ketahanan Pangan 17 orang, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian 77 orang, Badan Litbang Pertanian 211 orang, dan Badan Karantina Pertanian 220 orang. (FRANSISCA NATALIA ANGGRAENI).