Keunggulan Fisik Jadi Penentu
Harus bertanding tiga hari berturut-turut membuat tim peserta babak empat besar Proliga 2019 dengan keunggulan fisik berpeluang lebih besar memenangi pertandingan.
KEDIRI, KOMPAS—Ketatnya jadwal babak empat besar Proliga 2019 menuntut keunggulan fisik tim peserta, karena merkea harus bertanding tiga kali dalam tiga hari. Tim dengan stamina lebih baik berpeluang untuk memenangi pertandingan.
Hal itu diperlihatkan tim putra Palembang Bank SumselBabel, yang memetik kemenangan kedua, kali ini atas Surabaya Bhayangkara Samator di GOR Joyoboyo, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (9/2/2019). Meski hanya unggulan keempat, Bank SumselBabel mengalahkan sang juara bertahan, 3-1 (25-18, 25-22, 23-25, 25-21), dalam laga ulangan final Proliga 2018.
Sehari sebelumnya, Bank SumselBabel menang telak 3-0 atas unggulan pertama, Jakarta Pertamina Energi. Sebaliknya, bagi Samator ini menjadi kekalahan kedua setelah ditekuk Jakarta BNI 46, 1-3 pada hari pertama.
Hasil positif tim asal Palembang itu adalah buah persiapan yang matang. Dua minggu sebelum babak empat besar, tim asuhan Pelatih Pascal Wilmar ini melatih fisik pemain secara intensif. Mereka menambah program latihan fisik 50 persen daripada saat babak reguler, antara lain latihan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan.
”Pada final four, yang paling utama tim harus siap fisik dan mental. Sebab, semua tim harus main tiga hari berturut, pada seri pertama dan kedua. Kalau fisik tidak prima, tim sulit mengikuti ritme jadwal yang sangat padat itu,” ujar Pascal.
Mantan pemain nasional itu menambahkan, timnya sudah matang dan kebersamaan tim sangat kuat. Para pemain saling menguatkan saat tim tertekan oleh lawan ataupun penonton.
Hal itu terlihat saat publik Kediri mendukung penuh Samator. Ketika pemain Bank SumselBabel memegang bola, para penonton bersiul menjatuhkan mental, sedangkan saat pemain Samator memegang bola, suporter memberi dukungan penuh.
”Kalau mental tidak kuat, pemain kami pasti langsung down. Tapi, tim ini sangat solid sehingga saling mendukung dan menyemangati satu sama lain,” tegas Pascal.
Menghadapi laga pamungkas melawan BNI, Minggu ini, Pascal menuturkan, dirinya fokus ke pemulihan kondisi fisik pemain. Bila fisik pemain baik, pemain bisa bermain lebih baik sehingga semua strategi bisa berjalan dengan baik pula.
Kemenangan kedua juga diraih putra BNI 46, yang menang 3-0 (25-18, 25-23, 31-29) atas Pertamina. Pertemuan Bank SumselBabel melawan BNI 46 akan menentukan tim putra terbaik pada seri pertama ini.
Berbeda
Berbeda dengan tim putra yang telah dua kali kalah, tim putri Jakarta Pertamina Energi justru meraih kemenangan bermain apik memetik kemenangan kedua. Tim juara bertahan yang kali ini menjadi unggulan ketiga itu mengalahkan tim terbaik babak reguler, Jakarta PGN Popsivo Polwan, 3-0 (25-9, 25-21, 25-23).
Pelatih putri Pertamina M Anshori mengutarakan, menghadapi final four timnya tidak secara khusus memperbaiki kondisi fisik karea sudah dilakukan dua bulan sebelum Proliga 2019 dimulai. Mereka hanya menjaga kondisi yang sudah dibentuk itu.
Sepuluh hari jelang final four, mereka memilih melakukan simulasi tanding sesuai jadwal laga, yakni pada pagi, siang, atau malam hari, untuk menyesuaikan jadwal istirahat. ”Pada final four ini, kami tidak lagi banyak latihan agar pemain tidak kelelahan atau cedera. Kami juga kurangi aktivitas di luar kegiatan voli,” kata Anshori.
Selain itu, putri Pertamina sangat terbantu penampilan pemain asing Anna Stepaniuk (Ukraina) dan Bethania De La Cruz (Dominika). Kehadiran De la Cruz pada putaran kudua membantu Stepaniuk membangkitkan tim yang sempat terseok-seok di putaran pertama. ”De La Cruz adalah pemain cerdas. Dia tidak hanya melakukan smes keras, tetapi juga bisa menempatkan bola dengan baik,” tutur Anshori.
Pada laga lainnya, putri BNI 46 menang 3-0 (25-15, 27-25, 25-23) atas tim unggulan keempat Bandung Bank BJB Pakuan.
Tidak menyerah
Pelatih Bhayangkara Samator Ibarsjah Djanu Tjahjono mengatakan, dua kekalhan timnya adalah hasil yang buruk. Tetapi , mereka tidak mau menyerah. Mereka berusaha bangkit di laga-laga yang tersisa.
Sebagai jaur abertahan, Samator juga tidak mau kehilangan muka.”Evaluasi utama tim ini pada pengembalian bola pertama. Itu harus terus diingatkan agar jadi lebih baik. Di sisi lain, para pemain harus bermain lebih tenang,” ujarnya.
Adapun Pelatih putri BJB Pakuan Teddy Hidayat menuturkan, walau dua kali menuai kekalahan, ia minta pemainnya tidak patah arang. Ia tetap minta pemainnya untuk bermain lepas tanpa beban.
”Pencapaian sampai final four ini sudah sangat luar biasa untuk tim ini. Karena, tim ini dihuni oleh pemain-pemain muda yang masih minim pengalaman. Jadi, saya harap mereka bisa tetap semangat dan enjoy menikmati semua pertandingan,” kata Teddy.