64 Tim Beradu di Piala Presiden E-Sport 2019 Palembang
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Sebanyak 64 tim olahraga elektronik atau e-sport di Palembang memperebutkan tempat di final Piala Presiden E-Sport 2019 dalam babak kualifikasi regional Piala Presiden E-Sport 2019 di Palembang. Piala Presiden digelar untuk menjaring bibit potensial atlet gim dari sejumlah daerah untuk berlaga di kancah nasional dan internasional.
Pemrakarsa Liga Utama E-Sport Indonesia (IESPL) Rangga Danu Prasetyo seusai membuka kualifikasi regional e-sport di Palembang Sport and Convention Center Palembang, Sabtu (9/2/2019), mengatakan, Palembang menjadi kota pertama bersama Bali yang mengadakan kualifikasi regional Piala Presiden E-Sport 2019. Selain di kedua kota tersebut, kualifikasi juga akan digelar di beberapa kota lain, antara lain Makassar, Surabaya, Manado, Solo, Pontianak, dan Bekasi.
Antusiasme peserta pun sangat tinggi. Dari target peserta 4.000 tim, sampai saat ini sudah ada 2.000 tim yang mendaftar. Artinya, sedikitnya ada 300 tim yang sudah mendaftar di setiap kotanya. Targetnya, kata Rangga, setiap kota diikuti 512 tim.
Hasil kualifikasi ialah satu tim juara akan bertanding di Jakarta melawan juara dari setiap kota. Selain itu, pemenang di babak kualifikasi juga akan menantang 8 tim profesional.
”Saya berharap, tim dari daerah yang dipandang sebagai kuda hitam dapat menunjukkan kemampuannya di final nanti,” ucapnya. Total hadiah yang akan diperebutkan mencapai Rp 1,5 miliar.
Menurut Rangga, perkembangan e-sport di Indonesia sangat signifikan. Hal ini terlihat dari diunduhnya salah satu gim, yakni Mobile Legends, oleh 100 juta orang. Adapun yang aktif bermain mencapai 57 juta orang.
Untuk mewadahi antusiasme tersebut, sejak April 2018, IESPL membentuk liga e-sport yang diikuti 12 tim profesional. Satu tim profesional diisi 20 atlet gim e-sport.
Pada liga tahun 2018, ada empat divisi gim e-sport yang dipertandingkan, yakni gim Dota2, Mobile Legends, Counter Strike Global Offensive, dan Point Blank.
Tim disebut profesional karena mereka sudah memiliki badan hukum, bahkan tim menjalani pelatihan yang sangat serius. ”Dari pola makan, waktu latihan, hingga peralatannya sudah diatur sedemikian rupa untuk menunjang performa atlet,” ucapnya.
E-sport, ujar Rangga, bukan lagi olahraga biasa, melainkan sudah menjadi mata pencarian utama. ”Para pemain profesional digaji sekitar Rp 5 juta sampai Rp 90 juta per bulan,” lanjutnya.
Rangga menyebutkan, saat ini pihaknya sedang membuat regulasi dan peraturan untuk menjadikan cabang olahraga ini sebagai cabang olahraga prestasi. Tujuannya, setiap atlet dapat menunjukkan kemampuannya tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional.
”Kami mencari bibit untuk dipersiapkan dalam SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Karena itu, kami membuat standardisasi agar olahraga ini cepat berkembang. Kita harus menjaga ekosistem yang sudah ada ini,” tutur Rangga.
Potensi Indonesia di cabang olahraga e-sport cukup tinggi, beberapa tim mampu menjadi juara di sejumlah turnamen internasional bergengsi. Seorang atlet gim dari Indonesia bahkan direkrut oleh China dan mampu menjadi juara. ”Ini membuktikan Indonesia memiliki potensi atlet yang sangat baik,” kata Rangga.
Olahraga prestasi
Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga Bayu Rahardian menuturkan, olahraga ini mengandung unsur keteladanan. Atlet melakukan sejumlah cara untuk menjaga performa.
Keberadaan e-sport di Indonesia juga berkembang begitu pesat. Dalam waktu dekat, lanjut Bayu, olahraga ini dapat diajukan sebagai olahraga prestasi.
Olahraga ini telah melakukan ekshibisi dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, dilanjutkan di Asian Games 2018 di Palembang. Setelah ditetapkan sebagai olahraga prestasi, setiap atlet akan diberikan pelatihan untuk dipersiapkan maju dalam sejumlah penyelenggaraan multievent.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Selatan Ahmad Yusuf Wibowo merasa bangga dengan penunjukan Palembang sebagai tempat pertama diadakannya kualifikasi Piala Presiden E-Sport 2019.
Ia mengatakan, saat ini jumlah anak milenial di Sumsel mencapai 27,4 persen. Potensi atlet e-sport sangat besar.
Apabila asosiasi e-sport sudah terbentuk, pemerintah daerah siap membentuk pengurus provinsi untuk mengembangkan olahraga e-sport. ”Kita akan kumpulkan klub-klub e-sport untuk memberikan wadah bagi mereka,” ucapnya.