Pertarungan Lionel Messi melawan Cristiano Ronaldo yang menjadi bumbu laga el clasico antara Barcelona dan Real Madrid sudah tinggal kenangan. Kini muncul rivalitas baru.
BARCELONA, RABU — Laga el clasico antara Barcelona dan Real Madrid melahirkan rivalitas baru antara dua talenta muda asal Brasil. Barcelona memiliki Malcom (21) dan Real Madrid memiliki Vinicius Junior (18). Mereka beradu menjadi calon bintang masa depan pada laga pertama semifinal Copa del Rey di Stadion Camp Nou, Barcelona, Kamis (7/2/2019) dini hari WIB, yang berakhir 1-1.
Berkat penampilan kedua pemain muda itu, laga el clasico berpeluang memiliki daya tarik baru setelah persaingan antara Lionel Messi dari Barcelona dan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid berakhir. Malcom dan Vinicius telah menunjukkan kelasnya dengan berperan di balik dua gol yang tercipta pada laga malam itu.
Vinicius tidak mencetak gol malam itu. Namun, pemain yang mengawali kariernya di Flamengo itu menjadi inisiator gol yang dicetak Lucas Vazquez pada menit ke-6. Striker Real Madrid, Karim Benzema, bisa memberikan asis kepada Vazquez setelah mendapat umpan silang dari Vinicius. Sementara Malcom mencetak gol pada menit ke-57 untuk menyelamatkan wajah Barcelona.
Rivalitas antara Malcom dan Vinicius pun menjadi menarik karena mereka masih memiliki banyak kesamaan lainnya. Keduanya baru bergabung dengan klub masing-masing pada Juli 2018 dan ini merupakan debut mereka sebagai pemain inti dalam el clasico. Meski demikian, mereka tidak bermain selama 90 menit karena diganti pada babak kedua.
Di dalam formasi permainan, Malcom dan Vinicius juga memiliki posisi dasar yang sama, yaitu penyerang sayap. Bedanya, Malcom lebih dominan di sisi kanan, sedangkan Vinicius di sisi kiri. Keberadaan mereka dalam formasi pun sama-sama untuk mengisi kekosongan sang megabintang, Malcom menempati posisi yang biasanya dikuasai Messi, sedangkan Vinicius mengisi posisi Ronaldo.
Namun, lebih mudah bagi Vinicius untuk mendapat kesempatan tampil karena tidak ada lagi yang lebih pantas untuk mengisi posisi itu setelah Ronaldo pindah ke Juventus. Sebaliknya Malcom harus bersabar karena untuk bisa tampil rutin, ia harus bersaing dengan Messi, Ousmane Dembele, dan Carles Alena. Kesempatan pun tiba ketika Messi dan Dembele tidak bisa menjadi pemain mula malam itu karena baru saja mengalami cedera.
Rendahnya tingkat kepercayaan diri akan menjadi masalah bagi seorang pemain pelapis seperti Malcom. Namun, penampilannya pada laga dengan gengsi sekelas el clasico itu bisa membuat perubahan.
”Gol itu akan mendongkrak rasa percaya diri Malcom. Kami berharap semua pemain di dalam skuad bisa membantu tim,” ujar gelandang Barcelona Sergio Busquets.
Berbeda dengan Malcom, kepercayaan diri Vinicius terus meningkat terutama setelah ia kerap dimainkan Pelatih Real Madrid Santiago Solari dan sudah menyatu dengan gaya permainan Benzema. Maka, Solari lebih memilih duet Vinicius-Benzema dan menempatkan Gareth Bale di bangku cadangan.
Perjalanan Vinicius menjadi lebih mudah karena ia pernah dilatih Solari ketika bermain untuk tim muda Real Madrid. Solari pun sangat memahami kemampuan pemain yang dibeli Real senilai 45 juta euro atau sekitar Rp 713 miliar itu.
”Namun, seorang pemain berusia 18 tahun bisa bermain seperti itu tetaplah mengejutkan. Ini sangat langka,” kata Solari.
Menutupi para senior
Ketika Malcom dan Vinicius tampil gemilang, mereka sekaligus menutupi sinar para pemain senior asal Brasil di klub masing-masing. Malcom membuat orang sedikit melupakan penampilan buruk Philippe Coutinho dan Vinicius melakukan hal yang sama terhadap Marcelo.
Pada laga Copa del Rey itu, Coutinho mendapat kesempatan untuk tampil sebagai pemain mula. Namun, lagi-lagi Coutinho gagal menarik simpati. Mantan pemain Liverpool itu sering kehilangan bola dan kering kreativitasnya.
Pada babak kedua, Pelatih Barcelona Ernesto Valverde menarik Coutinho pada menit ke-63 dan menggantinya dengan Messi. Para suporter Barcelona di Camp Nou yang semula berteriak ”Messi! Messi!” kemudian bertepuk tangan gembira menyambut idola mereka kembali dimainkan.
Sebaliknya di kubu Real, penampilan bek Marcelo sedang menurun. Bahkan, Marcelo harus bertanggung jawab karena Malcom bisa berdiri bebas dan mencetak gol balasan malam itu. Namun, Solari tetap membela Marcelo. ”Marcelo seratus persen Real Madrid dan kami ingin melihat penampilan terbaiknya,” kata Solari seperti dikutip laman Marca. (AP/REUTERS)