Pantun tersebut disampaikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil saat berpidato dalam Musyawarah Provinsi VII Kamar Dagang dan Industri Indonesia Jabar, Kamis (7/2/2019), di Kabupaten Cirebon. Tepuk tangan sekitar 400 hadirin sontak menyeruak.
”Sekarang, tradisi baru saya saat pidato adalah berpantun supaya yang mendengar tidak bosan,” ujar Emil, sapaan Kamil. Saat berkunjung ke Bandara Internasional Jabar Kertajati di Kabupaten Majalengka, Januari lalu, Emil juga membacakan pantun buatannya.
Berpakaian safari putih dengan peci hitam, Emil mengingatkan para pengusaha di Kadin Jabar agar mengimplementasikan ekonomi Pancasila. ”Apa itu ekonomi Pancasila? Yang kaya silakan tambah kaya, tetapi yang miskin juga ikut dibawa (menjadi kaya),” ujar mantan Wali Kota Bandung tersebut.
Menurut dia, ketimpangan ekonomi menjadi masalah di Jabar, yaitu ketimpangan si kaya dan si miskin atau ketimpangan kota dan desa. Pada 2017, rasio gini yang menunjukkan ketimpangan ekonomi mencapai 0,407. ”Ini menjadi fokus pemerintah. Masyarakat Jabar harus bahagia lahir dan batin,” ucapnya.
Seperti tradisi barunya berpantun dalam pidato, Emil ingin warga Jabar tidak jenuh dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi saat ini. Ia mengingatkan, seperlima penduduk Indonesia ada di Jabar. ”Penduduk Jabar ada 48,6 juta jiwa. Kalau persoalan di Jabar selesai, artinya 20 persen masalah di republik ini sudah beres,” ujarnya.