Kontingen Indonesia Mulai Menjalani Pelatnas

ANTARA FOTO/HO/TRISNADI

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kiri) bersama tiga atlet tunagrahita Indonesia Ayu Andira (kedua kiri), Anggi Apriansyah (kedua kanan) dan Mirsa Tristropnas (kanan) yang meraih medali pada Special Olympics World Games (SOWG) 2015 di Los Angeles, AS, Selasa (28/7/2015). Pada hari pertama SOWG yang diikuti 7.000 atlet dari 177 negara tersebut, kontingen Indonesia berhasil menyabet dua emas dan satu perak. Kontingen Indonesia kini bersiap mengikuti Olimpiade Khusus 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 14-21 Maret.

JAKARTA, KOMPAS - Kontingen Olimpiade Khusus Indonesia (SOIna) yang akan berpartisipasi di Special Olympics World Games (SOWG) 2019 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 14-21 Maret 2019, mulai menjalani pemusatan latihan nasional di Rawamangun, Jakarta. Pelatnas SOWG 2019 itu diikuti oleh 54 atlet tunagrahita  dan 14 atlet nomor sebagai mitra.

Wakil Ketua bidang Teknis Kontingen SOIna untuk SOWG 2019 Mustara Musa, Kamis (7/2), menjelaskan, pelatnas ini merupakan program lanjutan dari pelatihan  di daerah masing-masing atlet. "Pemusatan latihan ini dalam rangka mempersiapkan atlet untuk ambil bagian di SOWG Abu Dhabi. Kontingen ini merupakan hasil seleksi dari PORNAS VIII SOIna 2018 di Riau. Hasil seleksi ini berdasarkan kuota yang diberikan oleh Special Olympics International. Kami akan melaksanakan pelatnas selama satu bulan sebelum keberangkatan," ujarnya, Kamis (7/2/2019).

Berbeda dengan paralimpiade, Olimpiade Khusus hanya untuk atlet tunagrahita dengan tingkat kecerdasan (IQ) di bawah 70, contohnya para penderita down syndrome. Olimpiade Khusus diselenggarakan tiap dua tahun sekali, juga diselenggarakan dalam dua musim, yaitu musim panas dan musim dingin.

Pelatihan tiap cabang umumnya akan diselenggarakan di beberapa tempat seputar Rawamangun, yaitu kolam renang Bojana Tirta (cabang renang), Jaya Ancol Boling Center (boling), lapangan sepak bola Duren Sawit (sepak bola) GOR Rawamangun dan Kampus B Universitas Negeri Jakarta (tenis meja, bulu tangkis, atletik, futsal putra dan putri, bola tangan, bola voli, bola basket, dan bocce).

Mustara menjelaskan, selain fokus pada pelatihan fisik para atlet, para pelatih yang bertugas di pelatnas juga dibekali keterampilan khusus, baik secara teknis maupun non teknis. Bekal itu penting, karena atlet tunagrahita membutuhkan perlakukan dengan metodologi dan pendekatan khusus.

Atlet-atlet SOIna, lanjut Mustara, akan mengikuti 11 cabang olah raga di Olimpiade Khusus 2019, yaitu renang, atletik, bocce, bola basket, sepak bola, bola tangan, bola voli, futsal, tenis meja, boling, dan bulu tangkis.