Digitalisasi Bisnis Marak, Sektor Informasi dan Komunikasi Dorong Perekonomian
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Sektor teknologi, informasi, dan komunikasi menopang pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta sepanjang 2018. Hal ini menandakan digitalisasi kian masif diterapkan dalam lini bisnis pelaku usaha di Jakarta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, produk domestik regional bruto (PDRB) provinsi sebesar Rp 2.599,17 triliun pada 2018. Adapun pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta tahun 2018 sebesar 6,17 persen dibanding tahun lalu. Jika ditilik dari lapangan usahanya, sektor informasi dan komunikasi memiliki proporsi terbesar, yakni 1,02 persen.
Adapun sektor perdagangan memiliki proporsi 1 persen di posisi kedua. Di posisi berikutnya ada sektor industri pengolahan (0,72 persen) dan jasa perusahaan (0,69 persen).
"Sektor-sektor ini konsisten menyumbang pertumbuhan ekonomi Jakarta dan menunjukkan ciri khas DKI sebagai provinsi yang mengandalkan perdagangan dan jasa," tutur Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi saat dihubungi, Jumat (8/2/2019).
Adanya topangan dari sektor komunikasi dan informasi terhadap sektor-sektor perdagangan tersebut menandakan geliat digitalisasi ekonomi dan bisnis di DKI Jakarta. Thoman mengatakan, sektor komunikasi dan informasi itu berkaitan dengan produk pulsa dan internet.
PDRB lapangan usaha sektor informasi dan komunikasi berdasarkan harga berlaku tercatat sebesar Rp 204,64 triliun. Angka ini tumbuh 9,65 persen dibanding tahun sebelumnya dan memiliki proporsi (share) terhadap PDRB sebesar 7,87 persen.
Menurut Ketua Bidang Ekonomi Kreatif dan Telekomunikasi Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Provinsi DKI Jakarta Raya (Hipmi Jaya) Arief Satria Kurniagung, pertumbuhan ekonomi provinsi ditopang oleh sektor komunikasi dan informasi merupakan hal yang wajar. "Ritel dan pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) saat ini memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi," ujarnya.
Pemanfaatan itu dapat dilihat dari kehadiran teknologi finansial dan tren belanja dalam jaringan (daring). Pelaku UMKM pun turut terjun berdagang di sejumlah pasar daring (marketplace) dan e-dagang.
Selain itu, Arief mengatakan, pelaku usaha turut menerapkan digitalisasi dalam proses bisnisnya. Oleh sebab itu, para pelaku perlu menopang usahanya dengan infrastruktur teknologi dan informasi.
Senada dengan Thoman, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati berpendapat, digitalisasi ekonomi dan bisnis kian menggeliat di iklim usaha Jakarta. "Kami berusaha untuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk menciptakan ekosistem digitalisasi yang dapat menjaga pertumbuhan aktivitas pelaku usaha di DKI," tuturnya saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Secara umum, Sri mengatakan, angka 6,17 persen menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang baik dan masih dalam rentang target pemerintah. Berdasarkan data BPS DKI Jakarta, pertumbuhan ekonomi DKI memiliki kontribusi sebesar 17,58 persen terhadap nasional. Angka ini tertinggi jika dibandingkan provinsi lainnya.