”The Citizens” Kembali ke Puncak, Tekanan Berada di Pundak Liverpool
Setelah menunggu selama 54 hari, Manchester City kembali ke puncak klasemen Liga Primer Inggris usai mengalahkan Everton dengan skor 2-0. Kini, tekanan berada di pundak Liverpool, yang membuang peluang untuk unggul dengan tujuh poin pada pekan lalu.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
LIVERPOOL, RABU — Setelah menunggu selama 54 hari, Manchester City kembali ke puncak klasemen Liga Primer Inggris setelah mengalahkan Everton dengan skor 2-0, Kamis (7/2/2019) dini hari WIB. ”The Citizens” memindahkan tekanan perebutan gelar ke pesaing utamanya, Liverpool, yang membuang peluang untuk unggul dengan tujuh poin pada pekan lalu.
Terakhir kali City memuncaki klasemen adalah pada 15 Desember 2018 setelah mengalahkan Everton di Stadion Etihad. Kini, City kembali ke puncak, lagi-lagi sesudah menumbangkan Everton saat bertandang ke Stadion Goodison Park.
Hasil itu membawa tim asuhan Josep ”Pep” Guardiola meraih 62 poin, sama dengan Liverpool. Namun, City menempati puncak klasemen karena unggul dalam agresivitas gol, 48 gol, dibandingkan 41 gol milik Liverpool.
”Goodison Park, 0-2, kami sangat gembira. Beberapa hari sebelumnya, kami bisa saja tertinggal tujuh poin dalam perebutan gelar. Ini pelajaran untuk tidak pernah menyerah,” kata Guardiola selepas laga.
Minggu lalu, Liverpool punya peluang unggul tujuh poin dari City. Namun, ”Si Merah” justru ditahan imbang Leicester, Kamis (31/1/2019). Pada Senin (4/2/2019), Liverpool kembali imbang melawan West Ham saat City mampu menumbangkan Arsenal.
Meski masih memiliki satu pertandingan lebih dari City, tekanan perebutan gelar juara berpindah ke pundak tim asuhan Juergen Klopp. Liverpool harus memastikan kemenangan pada akhir pekan ini melawan Bournemouth dan pekan depan menghadapi Manchester United.
Guardiola mengatakan, anak asuhnya masih punya banyak tugas. Terutama mengalahkan Chelsea pada Minggu (10/2/2019) di markas mereka, Stadion Etihad. ”Tes itu sangat berat untuk kami. Untuk itu, pesan kepada pemain adalah untuk selalu menang dan mencetak gol sebanyak mungkin,” katanya.
Persaingan trofi gelar Liga Primer masih sangat ketat hingga pekan ke-26. City sudah menjalani 26 laga, sedangkan Liverpool baru 25 laga. Poin keduanya sama. Karena itu, Guardiola meyakini persaingan gelar akan berlangsung hingga pekan terakhir, pekan ke-38.
”Saya sangat yakin juaranya ditentukan pada laga terakhir musim ini dan itu berpeluang besar ditentukan lewat agresivitas gol,” kata Guardiola.
Pada laga melawan Everton, City tidak terlalu mendominasi penguasaan bola seperti biasanya. Namun, City membuat Everton tidak mampu menembus kotak penalti. Everton hanya menghasilkan satu tendangan ke gawang, sedangkan City dengan empat tendangan ke gawang.
Dua gol The Citizens hadir pada menit injury time. Gol pertama diciptakan Aymeric Laporte pada menit 45+1 lewat sundulan memanfaatkan tendangan bebas David Silva. City berhasil mengeksploitasi kelemahan Everton dari tendangan bebas. ”The Toffees” kebobolan 17 dari 45 gol dalam skema tendangan bebas.
Gabriel Jesus, masuk sebagai pemain cadangan, menggandakan keunggulan City pada menit 90+7. Pemain asal Brasil itu memanfaatkan situasi satu lawan satu dengan kiper Everton, Jordan Pickford, setelah menerima umpan terobosan Kevin de Bruyne.
Sebelum laga berlangsung, sempat ada keraguan Everton akan membiarkan City menang. Rivalitas antara Everton dan Liverpool yang berada di satu kota membuat banyak fans Everton rela jika mereka kalah dari City asalkan sang rival gagal juara. Namun, Everton memberikan perlawanan sengit dalam laga itu.
”Ini sangat mengecewakan. Kami bekerja sangat keras untuk mendapatkan hasil terbaik. Namun, sayang, kami kecolongan pada akhir babak pertama dan kedua. Kami harus segera memperbaiki penampilan ini,” kata striker Everton, Dominic Calvert-Lewin. (REUTERS/AFP)