Penghuni Huntara Minta Disediakan Penampungan Sampah
Oleh
Videlis Jemali
·2 menit baca
PALU, KOMPAS — Persoalan sampah di kompleks hunian sementara penyintas bencana di Kota Palu, Sulawesi Tengah, belum dikelola dengan baik. Fasilitas penampungan sementara yang tak tersedia membuat penghuni membuang sampah yang telah terkumpul di sembarang tempat. Penyintas pun meminta disediakan tempat penampungan sementara.
Tak tersedianya tempat penampungan sementara (TPS) sampah terlihat di hunian sementara (huntara) Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, dan Kelurahan Silae, Kecamatan Ulujadi. Dua kompleks huntara itu telah ditempati penyintas gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang melanda Sulteng pada 28 September 2018.
Masing-masing keluarga di setiap bilik memang memiliki tong sampah kecil dan satu tong sampah besar untuk setiap unit. Satu unit huntara terdiri dari 12 bilik yang ditempati masing-masing satu keluarga. Namun, tidak ada tempat atau wadah yang lebih besar untuk menampung sampah-sampah yang telah dikumpulkan itu.
”Akibatnya, kami buang sampah di semak-semak di sekitar huntara,” kata Zahar (43), penyintas di huntara Duyu, Kamis (7/2/2019).
Sejauh ini, sampah belum terlihat tercecer atau berserakan di lorong-lorong unit huntara. Warga masih tertib membuang sampah di tong-tong yang tersedia di setiap unit huntara. Namun, sampah plastik terlihat di semak-semak di luar kompleks huntara.
Zahar mengaku khawatir kondisi itu bisa menimbulkan berbagai penyakit lingkungan, apalagi saat ini musim hujan. ”Kami meminta untuk segera disediakan TPS di setiap kompleks huntara dan diangkut setiap pagi atau sore seperti di lingkungan rukun tetangga sebelum bencana,” katanya.
Huntara Duyu sudah ditempati warga sebulan terakhir. Sementara huntara Silae telah dihuni dua bulan terakhir.
Saat dihubungi, Rudy dari Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Sulteng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan, dalam rancangan pembangunan huntara, TPS memang disediakan.
”Itu dalam proses. Nanti di setiap kompleks atau kluster huntara disediakan TPS yang menyerupai bak truk agar mudah diangkut,” kata Rudy.
Saat ini, sebagian penyintas gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi yang rumahnya rusak atau hilang menempati huntara yang dibangun Kementerian PUPR. Selain di Duyu dan Silae, dalam seminggu ini huntara di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, juga mulai ditempati penyintas.