Jumlah Wisatawan Mancanegara dari Malaysia Terbanyak
JAKARTA, KOMPAS — Selama tahun 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mencapai 15,81 juta orang. Pencapaian ini 92,94 persen dari target jumlah kunjungan yang ditetapkan pemerintah, yakni 17 juta kunjungan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang dikutip Kompas, Selasa (5/2/2019), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara itu meningkat 12,58 persen dibandingkan dengan tahun 2017.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata Guntur Sakti, di Jakarta, mengatakan, pihaknya mengapresiasi hasil itu meski pencapaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tidak memenuhi target.
”Pencapaian jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama tahun 2018 cukup bagus. Sepanjang tahun 2018 terjadi sejumlah peristiwa penting, misalnya bencana gempa di Lombok (Nusa Tenggara Barat), tsunami di Palu (Sulawesi Tengah), tsunami menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, dan teror bom di Surabaya,” ujar Guntur.
Dilihat dari sisi pintu masuk, sepanjang tahun 2018, jumlah wisatawan mancanegara yang masuk melalui bandar udara sebanyak 10,08 juta kunjungan, jalur laut 3,22 juta kunjungan, dan darat 2,51 juta kunjungan.
Berdasarkan kebangsaan, kunjungan wisatawan mancanegara selama tahun 2018 di urutan lima teratas terbanyak berasal dari Malaysia (2,50 juta kunjungan), China (2,14 juta kunjungan), Singapura (1,77 juta kunjungan), Timor Leste (1,76 juta kunjungan), dan Australia (1,30 juta kunjungan).
Meski BPS telah merilis data jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, kata Guntur, pihaknya berharap masih ada revisi jumlah kunjungan yang akan terbit pada Maret 2019. Alasannya, data kunjungan yang diukur menggunakan metode mobile positioning data belum dilibatkan.
Mobile positioning data dianggap sebagai sumber data terbaik untuk menghitung mobilisasi turis. Perangkatnya mampu mendeteksi kecepatan produksi dan penyebaran data internet yang bersumber dari telepon seluler.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam siaran pers menyebut ada tiga strategi penting untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. Pertama, pariwisata perbatasan atau border tourism. Strategi ini akan diimplementasikan dengan cara mendatangkan wisatawan dari negara-negara tetangga.
Arief mengatakan, wisatawan negara tetangga selalu memiliki kedekatan kultural. Selain itu, mereka mudah datang dan menjangkau destinasi di Indonesia.
Kedua, strategi menjaring wisatawan dari negara yang biasa menjadi tempat transit internasional, misalnya Singapura dan Malaysia.
Adapun strategi ketiga adalah mengembangkan terminal bandara khusus melayani maskapai penerbangan bertarif rendah. Arief mengklaim, maskapai penerbangan jenis ini mampu berkontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara sampai 20 persen.
Oleh karena itu, pemerintah berencana menjadikan Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta sebagai terminal khusus maskapai penerbangan bertarif rendah tujuan domestik, sedangkan Terminal 2 untuk maskapai penerbangan bertarif rendah rute domestik dan internasional. Bandara Banyuwangi pun rencananya akan dikonsep sama.
Wisatawan Nusantara
Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, khusus Desember 2018, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 1,41 juta orang. Jumlah ini naik 22,54 persen dibandingkan tahun 2017, yakni 1,15 juta orang. Tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang pada Desember 2018 mencapai rata-rata 59,75 persen atau naik 0,22 poin dibandingkan TPK Desember 2017.
Apabila dibandingkan TPK November 2018, TPK hotel berbintang pada Desember 2018 turun 0,44 poin. Menurut dia, kondisi ini disebabkan oleh kebiasaan turis yang biasanya baru datang pada minggu ketiga dan keempat Desember.
Suhariyanto mengatakan, pengembangan industri pariwisata nasional semestinya turut memberi perhatian terhadap wisatawan Nusantara. Potensi wisatawan lokal besar, begitu pula pengeluaran mereka untuk belanja di daerah wisata.
Situasi tersebut salah satunya dapat dilihat dari pergerakan mereka menggunakan transportasi umum di dalam negeri.
Berdasarkan data BPS, selama Januari-Desember 2018, jumlah penumpang kereta api tercatat 422,2 juta orang atau naik 7,34 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Kenaikan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek (naik 6,63 persen), Jawa non-Jabodetabek (10,01 persen), dan Sumatera (12,70 persen).
Pada tahun 2018, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri tercatat 20,2 juta orang atau naik 15,80 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Jumlah penumpang angkutan udara domestik selama Januari-Desember 2018 mencapai 94,1 juta orang atau naik 5,35 persen dibandingkan periode sama tahun 2017.
”Kita semua berharap industri pariwisata menjadi sumber penting pertumbuhan ekonomi. Pemerintah melakukan berbagai promosi destinasi di samping terus memperbaiki infrastruktur di daerah tujuan wisata. Kami masih memproses perhitungan pencapaian industri pariwisata, seperti produk domestik bruto,” kata Suhariyanto.
Vice President Brand and Communication Panorama Group AB Sadewa yang dihubungi secara terpisah menilai, aktivitas pencitraan ataupun promosi destinasi yang dilakukan pemerintah sudah cukup. Saat ini, langkah yang perlu diambil adalah meningkatkan rasio konversi pencitraan atau promosi menjadi penjualan.
Direktur PT Weha Transportasi Indonesia Tbk (pemilik merek bus White Horse) Angreta Chandra mengatakan, pembangunan infrastruktur, terutama jalan tol, membantu mendongkrak industri pariwisata. Pelaku industri transportasi umum turut kecipratan untung, misalnya jalur Tol Trans-Jawa.
”Ada peningkatan penyewaan armada kami sekitar 15 persen pada Januari 2019 dibandingkan Januari 2018,” kata Angreta.