Sampah Sungai di Jakarta Barat Cenderung Meningkat
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan selama beberapa hari terakhir menyebabkan volume sampah sungai di kawasan Jakarta Barat meningkat. Hal ini terlihat di sejumlah lokasi rawan penumpukan sampah saat hujan deras.
Koordinator Petugas Lapangan Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Sahbani, Rabu (6/2/2019), menyampaikan, peningkatan terlihat di Kecamatan Cengkareng, Kalideres, dan Kembangan. Adapun peningkatan volume sampah berkisar 200 meter kubik hingga 400 meter kubik per Desember 2018 - Januari 2019.
"Dalam rekapitulasi data, volume sampah di Kecamatan Kembangan naik paling tinggi. Volume meningkat dari 1.181 meter kubik pada Desember 2018, menjadi 1.624 meter kubik pada Januari 2019," kata Sahbani.
Di Kecamatan Kembangan, penumpukan sampah terjadi di Cengkareng Drain dan Bendungan Polor, yang merupakan aliran dari Kali Pesanggrahan. Sampah tidak hanya terdiri dari plastik dan bekas kemasan makanan, tetapi juga ranting kayu dan batang pohon.
Peningkatan volume sampah menambah pekerjaan Rengga (22), petugas lapangan UPK Badan Air Jakarta Barat, ketika memilah sampah. Jumlah sampah plastik yang ia pilah berkisar empat hingga lima karung dalam sehari. Usai hujan lebat pada Selasa (5/2/2019) lalu, jumlah sampah plastik yang ia pilah mencapai 10 karung.
Selain itu, Ranting kayu dan batang pohon di sungai juga menyulitkan petugas saat membersihkan sampah. Buntani (34), seorang petugas kebersihan di lokasi, mengatakan bahwa batang pohon besar di sungai kerap kali menghambat jalannya arus sampah di pintu air.
"Kadang ada batang pohon yang panjangnya sampai menutupi arus sampah di sungai. Kalau sudah begitu, batang pohon harus dipinggirkan atau dipotong terlebih dulu," ucap Buntani.
Ifan (35), operator alat angkut sampah, mengatakan bahwa kiriman ranting dan batang kayu itu biasa terjadi usai hujan deras. Sampah kayu yang tercampur dengan berbagai sampah lain juga turut mempersulit proses pemilahan.
Berdasarkan pantauan Kompas pada Rabu siang, sejumlah sampah yang tercampur itu langsung diangkut truk sampah menuju ke TPST Bantar Gebang. Menurut Sahbani, sampah itu diserahkan ke pusat pengolahan di Bantar Gebang bila tidak sanggup ditangani oleh UPK Badan Air setempat.
Antisipasi
Kepala Satuan Pelaksana Prasarana dan Sarana UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat, Hariyanto Silalahi, mengatakan bahwa peningkatan volume sampah itu diantisipasi dengan menambah petugas saat terjadi hujan deras. Dari 893 petugas di delapan kecamatan, disiapkan 10 petugas piket yang beroperasi selama pukul 16.00-23.00.
Hariyanto mengatakan, penambahan jadwal petugas adalah hal yang bisa dilakukan. Walau bekerja dengan waktu tambahan, soal keselamatan kerja tetap ia tekankan kepada para petugas yang bekerja di malam hari.
"Kalau aliran sungainya terlalu deras, petugas ditekankan untuk mengutamakan keselamatan. Saya percayakan ke petugas, karena mereka lebih tahu masalah di lapangan," kata Hariyanto.
Peningkatan volume sampah diantisipasi dengan menambah petugas saat terjadi hujan deras. Disiapkan 10 petugas piket yang beroperasi selama pukul 16.00-23.00.
Hariyanto mengatakan, sebagian besar jumlah sampah di sungai sekitar Jakarta Barat merupakan kiriman dari kawasan Tangerang dan Bogor. Sebagai contoh, sampah yang ada di Kali Pesanggrahan merupakan kiriman dari kawasan sekitar Tangerang.
Hariyanto menunggu koordinasi antara pemerintah kota dan pemerintah daerah terkait hal tersebut. Sementara itu, UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat diupayakan fokus menjaga kebersihan sesuai kapasitas wilayahnya.