Fasilitas Olahraga di Palembang Berpotensi Dongkrak Pendapatan
Oleh
Rhama Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Kota Palembang berpeluang menjadi pusat pariwisata olahraga dengan fasilitas penunjang yang sudah ada. Status itu berpotensi mendongkrak pendapatan asli daerah, tetapi juga bergantung pada kemampuan pemerintah daerahnya.
Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata Arief Yahya saat menghadiri diskusi bertajuk ”Peningkatan Produktivitas Masyarakat Berbasis Pariwisata Lokal” di Universitas Sriwijaya, Palembang, Rabu (6/2/2019). Beberapa daerah di Indonesia terbukti mengalami kemajuan ekonomi setelah memanfaatkan pariwisatanya.
Ambil contoh, beberapa daerah mengalami peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) akibat pemanfaatan obyek wisata Danau Toba di Sumatera Utara. PAD tujuh kabupaten di sekitar Danau Toba meningkat signifikan, dari semula Rp 332 miliar tahun 2016 menjadi Rp 596 miliar tahun 2017 atau meningkat 79 persen.
Hal yang sama dialami Kabupaten Banyuwangi yang memperoleh dana sekitar Rp 7,7 triliun dari belanja yang dihabiskan 98.970 wisatawan yang berwisata di Banyuwangi. ”Hanya pariwisata yang mampu mengangkat perekonomian daerah sedemikian signifikan,” ucap Arief.
Untuk itu, lanjutnya, pemerintah daerah lain diharapkan mampu mengangkat potensi wisata di daerahnya. Arief mengatakan, untuk Palembang, dirinya menyarankan untuk meningkatkan potensi wisata olahraga (sport tourism). Pemerintah sudah mengeluarkan investasi yang sedemikian besar untuk membangun sejumlah sarana dan prasarana olahraga.
Menurut dia, Palembang memiliki keunikan karena memiliki sarana wisata olahraga yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesia. Untuk itu, pemerintah diharapkan mampu mengadakan ajang internasional setiap tahun. Sebab, ajang tersebut dapat menyedot perhatian dan juga bernilai berita sangat tinggi.
Hanya pariwisata yang mampu mengangkat perekonomian daerah sedemikian signifikan.
Belajar dari Asian Games yang mampu menyedot perhatian ribuan media dari dalam dan luar negeri. Karena itu, kata Arief, rugi besar kalau pada ajang internasional, pengusaha lokal tidak mempromosikan produk mereka.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Selatan Achmad Najib mengatakan, sebenarnya tidak hanya Palembang yang memiliki potensi pariwisata. Namun, beberapa daerah lain di Sumsel juga memiliki potensi pariwisata yang cukup besar.
Sebut saja Danau Ranau yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan yang potensi pariwisatanya tidak kalah hebat dengan Danau Toba. Atau, Goa Putri dan Goa Harimau di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang tidak kalah memukau.
Hanya saja, ujar Achmad, amenitas, atraksi, dan aksesibilitas di kedua kabupaten itu tidak sebaik Palembang sehingga potensi pariwisata di daerah itu belum tergarap secara optimal.
Karena itu, lanjut Achmad, pihaknya berharap Kementerian Pariwisata membantu dalam hal promosi dan peningkatan sumber daya manusia di sekitar obyek wisata agar masyarakat dapat mengelola obyek wisata tersebut dengan baik. ”Misalnya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan tempat tinggalnya,” ucapnya.
Devisa terbesar
Arief menambahkan, untuk Sumsel, pihaknya akan menyalurkan Rp 27,3 miliar dana alokasi khusus untuk mengembangkan pariwisata di 14 kabupaten dan kota di Sumsel. Belum lagi sudah ada dua festival di Palembang yang masuk agenda tahunan pariwisata di Kementerian Pariwisata, yakni Festival Sriwijaya dan Ziarah Kubro di Palembang.
Apabila setiap daerah dapat memanfaatkan potensi pariwisata yang ada di daerahnya, ia optimistis sektor pariwisata dapat menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia pada 2019, yakni 20 miliar dollar AS. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan devisa yang disumbangkan minyak kelapa sawit mentah, yakni 19 miliar dollar AS.