Solo Milik Bersama, Tidak Ada Tempat untuk Intoleransi
Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika menolak tindakan intoleran di segala kehidupan. Semua lapisan masyarakat diajak menciptakan suasana aman dan damai di Solo raya, Jawa Tengah. Masyarakat juga diimbau selalu menjaga kerukunan.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika menolak tindakan intoleran di segala kehidupan. Semua lapisan masyarakat diajak menciptakan suasana aman dan damai di Solo raya, Jawa Tengah. Masyarakat juga diimbau selalu menjaga kerukunan.
Demikian pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika yang disampaikan saat bertemu Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo serta Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (4/2/2019). ”Indonesia dibangun dari multikultur sehingga kebinekaan itu tetap harus diwujudkan,” kata Koordinator Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika Hermanu Joebagio.
Hermanu mengatakan, Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika terdiri atas 25 organisasi dan komunitas pendukung, di antaranya Pusat Studi Pengamalan Pancasila Universitas Sebelas Maret Solo, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, Komite Nasional Pemuda Indonesia Solo, Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Solo, Komunitas Gusdurian Solo, dan Rumah Bhinneka.
Hermanu mengatakan, belakangan muncul isu-isu dan praktik intoleran, di antaranya protes pemasangan lampion untuk menyambut dan merayakan Imlek di Solo. Padahal, budaya Tionghoa di Solo dan Indonesia adalah bagian integral kekayaan budaya Nusantara. Karena itu, tidak ada yang perlu dikhawatirkan oleh siapa pun terkait ekspresi menyambut Imlek itu.
Karena itu, Aliansi Masyarakat Solo Bhinnneka Tunggal Ika menyatakan sikap mengecam tindakan intoleran dalam segala bentuk. Menghormati kebebasan individu dan kelompok untuk merayakan peringatan hari besar sesuai keyakinan keagamaan/kepercayaan dan kebudayaan masing-masing.
Selain itu, mereka juga mendorong semua warga saling menghormati perayaan keagamaan/kepercayaan dan kebudayaan satu sama lain dan mengajak semua lapisan masyarakat menciptakan suasana Solo raya yang aman dan damai.
Dalam pernyataan sikap itu, Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika juga mengimbau masyarakat selalu menjaga kerukunan demi tegaknya NKRI, mendukung Pemerintah Kota Solo mengakomodasi dan memberi ruang yang memadai bagi setiap kegiatan keagamaan/kepercayaan dan kebudayaan, dan mendorong kepolisian untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dalam melakukan aktivitas.
Rudyatmo menyatakan, pernyataan sikap Aliansi Masyarakat Solo Bhinneka Tunggal Ika merupakan wujud dukungan kepada jajaran Pemkot Solo untuk terus merawat kebinekaan di Solo. Pemasangan lampion Imlek dipastikan terus berjalan. Apalagi, ribuan warga juga menikmati suasana dari pemasangan lampion-lampion Imlek di kawasan Pasar Gede.
”Solo ini milik kita bersama sehingga harus terus dirawat kemajemukannya,” kata Rudyatmo.