Kasus di Jakarta Meningkat, Pemerintah Siapkan Layanan Gratis
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Angka penyebaran penyakit demam berdarah dengue atau DBD di DKI Jakarta telah mencapai 876 kasus di awal tahun 2019. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siapkan pengobatan gratis di rumah sakit umum daerah untuk menanganinya. Angka ini merupakan jumlah tertinggi dibanding angka DBD pada bulan Januari dua tahun sebelumnya.
Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, kasus DBD pada Januari 2018 mencapai 198 kasus dan pada Januari 2017 mencapai 665 kasus. Per 28 Januari 2019 lalu, angkanya telah mencapai 662 kasus. Saat ini, kasus terbanyak berada di Jakarta Selatan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pasien paling banyak dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Minggu, yakni ada 49 orang.
Dalam kunjungannya ke RSUD Pasar Minggu, Anies mengimbau, warga yang sudah merasakan gejala-gejala DBD agar segera memeriksakan dirinya ke Puskesmas terdekat. Berdasarkan kunjungannya ke instalasi gawat darurat RSUD Pasar Minggu, dia menemukan pasien anak-anak yang sudah sakit DBD berkepanjangan karena tidak segera ditangani.
Anies meminta warga DKI yang sudah dirujuk ke RSUD agar tidak ragu mengikuti saran tersebut. “Seluruh pembiayaan untuk penanganan DBD di RSUD di-cover oleh pemerintah. Jangan khawatir,” ujarnya, Minggu (3/2/2019).
Selain itu, Anies mengimbau warga DKI agar memastikan tidak ada genangan air di rumah masing-masing. “Izinkan juga petugas Jumantik (juru pemantau jentik) masuk ke rumah untuk memastikan tidak ada jentik nyamuk. Ini harus dilakukan sebagai sebuah gerakan bersama,” tuturnya.
Pemerintah provinsi atau Pemprov DKI telah menurunkan 33.000 kader Jumantik yang bertugas di 2.700 RW se-DKI Jakarta. Pengerahan Jumantik merupakan salah satu langkah pencegahan jentik-jentik nyamuk aedes aegypti yang membawa virus dengue.
Anies juga tidak melarang warga DKI yang hendak melakukan pengasapan (fogging) secara mandiri di rumahnya. Syaratnya, warga tersebut berkoordinasi dengan kepala RT, RW, kelurahan, kecamatan, dan pusat kesehatan masyarakat atau Puskesmas setempat.
Mirna, salah satu pasien DBD yang dirawat di RSUD Pasar Minggu, mengatakan dirinya tinggal di daerah yang rawan sarang nyamuk. Okta, pasien lainnya, menyatakan dirinya muntah-muntah sebelum dirawat di rumah sakit.
Berdasarkan artikel yang disadur dari Kementerian Kesehatan yang terbit pada 11 Januari 2019, gejala DBD meliputi, demam tinggi sepanjang hari yang terjadi secara mendadak, nyeri kepala, nyeri saat menggerakan bola mata, dan nyeri punggung. Kadang-kadang, gejala tersebut disertai dengan pendarahan.
Belum KLB
Dengan angka saat ini, Anies belum menetapkan kasus DBD DKI kini belum tergolong kejadian luar biasa (KLB). “Statusnya belum berubah. Kami akan pantau terus-menerus,” ucapnya.
Untuk menangani tren kasus DBD yang meningkat, Anies mengatakan, RSUD di DKI siap menghadapinya. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menambahkan, pihaknya telah mengerahkan RSUD di tingkat kecamatan sehingga tidak ada penumpukan di RSUD tingkat kota administratif.
Selain itu, Widyastuti mengatakan, jumlah tempat tidur, obat, dan tenaga medis untuk menghadapi kasus DBD di DKI Jakarta masih memadai. Adapun jumlah kapasitas tempat tidur RSUD di seluruh DKI mencapai 4.782 bed. (JUD)