Jaga Lingkungan, Warga Tanam 3.100 Bibit Pohon di Lereng Gunung Slamet
Oleh
MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Para relawan menanam pohon pucung di lereng Gunung Slamet, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
PURWOKERTO, KOMPAS — Sejumlah kelompok masyarakat menanam 3.100 bibit tanaman keras di lereng Gunung Slamet bagian selatan, di Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Pelestarian lingkungan digiatkan untuk menjaga sumber mata air pegunungan serta mencegah bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir bandang.
”Kami berupaya melestarikan alam karena lereng selatan Gunung Slamet merupakan daerah serapan air untuk Kabupaten Banyumas jadi harus semaksimal mungkin dirawat,” kata Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana Desa Melung Kusworo, yang juga Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas Kusworo, Minggu (3/2/2019).
Kusworo mengatakan, tanaman keras yang ditanam antara lain pohon pucung, pohon buah, seperti manggis, nangka, dan avokad. ”Pohon pucung ini tanaman keras, tetapi bukan pohon tebang atau kayunya tidak bisa dimanfaatkan untuk mebel. Daunnya juga beracun,” katanya.
KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Relawan mengangkat bibit pohon untuk ditanam di lereng Gunung Slamet.
Ribuan pohon itu berasal dari sejumlah instansi dan kelompok masyarakat, misalnya PLN, Institut Teknologi Telkom Purwokerto, Komunitas Jeep, RAPI, Bagana, Muhammadiyah Disaster Management Center Tagana, dan Pramuka Kabupaten Banyumas.
Penanaman pohon dilakukan di Petak 57D wilayah Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Timur. ”Sebagian pohon juga ditanam di wilayah Kecamatan Sumpiuh dan Tambak, terutama di daerah aliran sungai. Belajar dari tahun 2018, ada 70 desa yang mengalami kekeringan pada musim kemarau,” kata Kusworo.
Kami berupaya melestarikan alam karena lereng selatan Gunung Slamet merupakan daerah serapan air untuk Kabupaten Banyumas jadi harus semaksimal mungkin dirawat.
Kepala Desa Melung Khoerudin mengatakan, selain meningkatkan kesadaran warga untuk menjaga lingkungan, penanaman pohon ini juga bertujuan menjaga kelestarian lingkungan, khususnya menjaga oksigen dan air yang segar di wilayah lereng Gunung Slamet. ”Ini untuk mendorong seluruh komponen masyarakat peduli menjaga lingkungan, menjaga air, dan juga oksigen, serta mengajak untuk tidak merusak hutan,” kata Khoerudin.
Wakil Admistratur Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan Banyumas Timur Rachmat Widjaja mengatakan, wilayah Perhutani yang masuk dalam pengawasannya mencapai 46.453 hektar hutan dan berada di empat kabupaten, yaitu Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara.
Dari jumlah itu, 18.000 hektar berada di kawasan lereng Gunung Slamet bagian Kabupaten Banyumas. ”Secara umum tutupan hutan masih bagus. Lahan yang kritis tersebar tidak sampai 10 hektar. Biasanya karena kemiringan sangat terjal lalu terjadi longsor,” ujar Rachmat.
KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Para relawan apel di Lapangan Desa Melung sebelum menanam pohon di lereng Gunung Slamet.
Menurut Rachmat, kondisi kawasan yang rusak akibat tanah longsor karena tanahnya jenuh dengan air serta pohonnya tumbang akibat sudah tua. Wilayah Banyumas tidak menonjol kasus perusakan hutan oleh penebang liar. ”Hutan ditanami pohon pinus dan damar,” katanya.
Penanaman pohon dilakukan lebih dari 200 orang. Mereka berkumpul di lapangan Desa Melung. Kemudian, setelah apel, para relawan menuju lokasi penanaman sekitar 4 kilometer ke arah utara atau menuju arah Curug Gomblang.
Jalanan menanjak dan berbatu licin. Sebagian besar relawan ikut menumpang mobil jip dan lainnya lagi menggunakan sepeda motor serta berjalan kaki. Ribuan pohon ditanam di areal lereng yang dipenuhi oleh semak belukar, kondisi lahan cukup curam dan licin.
KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO
Aneka bibit tanaman keras yang ditanam di lereng Gunung Slamet.
Dari beberapa mobil jip, ada satu mobil yang mogok dan salah satu mobil relawan terperosok jatuh ke dalam selokan di area permukiman warga. Namun, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Lereng Gunung Slamet selain menjadi resapan air juga menjadi kawasan wisata. Kawasan itu berjarak sekitar 17 kilometer dari Purwokerto. Tempat wisata yang cukup dikenal di lereng Gunung Slamet, misalnya Loka Wisata Baturraden, Curug Jenggala, Bumi Perkemahan, dan Kebun Raya Baturraden.