Sebanyak 30 Gedung Perguruan Tinggi Mangkrak Bakal Diselesaikan Tahun Ini
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Sebanyak 30 gedung perguruan tinggi yang mangkrak akan segera diselesaikan pembangunannya tahun ini. Keinginan itu sejalan dengan arah pembangunan pemerintah yang mulai fokus mengembangkan kualitas sumber daya manusia.
”Alokasi yang kami terima memang tidak bisa menyelesaikan semua. Paling tidak, ada 30 perguruan tinggi dengan dana sekitar Rp 1,65 triliun,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir seusai meresmikan gedung perkuliahan dan laboratorium hasil proyek Bank Pembangunan Islam (IDB) di Universitas Negeri Yogyakarta, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (2/2/2019).
Nasir mengungkapkan, masih banyak gedung perguruan tinggi yang mangkrak pembangunannya di Indonesia. Total pendanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan gedung-gedung tersebut sekitar Rp 15 triliun. Sementara yang bisa diselesaikan hingga tahun ini dananya baru Rp 2,7 triliun.
”Karena portofolio pemerintah sebelumnya pada infrastruktur dan konektivitas, tahun ini Presiden Joko Widodo mulai konsentrasi pada (pengembangan) sumber daya manusia. Maka, infrastruktur yang ada di perguruan tinggi ini juga akan dikembangkan dan diselesaikan tahun ini dan tahun-tahun berikutnya,” tutur Nasir.
Ia menyampaikan, ke depan, perguruan tinggi tidak hanya membangun kelas atau ruang perkuliahan. Hal yang harus lebih ditingkatkan adalah pembangunan laboratorium yang mampu mendorong mahasiswa untuk menciptakan inovasi dari disiplin ilmunya masing-masing.
”Misalnya, UGM tidak lagi hanya untuk kuliah, tetapi menyiapkan teaching industry. Menyiapkan untuk praktik mahasiswa dan dosen yang telah menghasilkan inovasi dari risetnya menjadi sebuah produk. Hilirisasi ini yang ingin kami lakukan,” ucap Nasir.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Sutrisno Wibowo menyebutkan, lewat proyek IDB, pihaknya mendapat pendanaan sekitar Rp 279 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun 12 gedung baru. Dari jumlah itu, 9 gedung merupakan laboratorium.
”Dengan selesainya proyek ini, tentu menjadi modal dasar untuk pengembangan ke depan. Cita-cita kami, agar bisa bermain di kancah dunia. Saat ini, kami masih masuk 500 besar Asia,” kata Sutrisno.
Terkait dengan hal itu, Nasir mengungkapkan, laboratorium yang tersedia tersebut harus diimbangi dengan perlengkapan yang sesuai kebutuhan zaman. Hal itu diperlukan untuk menyiapkan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja. Infrastruktur yang ada hendaknya digunakan untuk membangun orientasi pembelajaran yang relevan.
”Ke depan, dalam Revolusi Industri 4.0, ruang kuliah bukan menjadi syarat utama. Ini harus dipikirkan perguruan tinggi. Yang kemudian menjadi penting adalah bagaimana orientasi pembelajarannya agar bisa menjawab kebutuhan zaman,” kata Nasir.
Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Adipati Aryo Paku Alam X mengharapkan Universitas Negeri Yogyakarta menjaga kualitasnya dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat. Bantuan gedung laboratorium hendaknya bisa mendorong perguruan tinggi itu untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di kampus tersebut.