PADANG, KOMPAS — Gempa tektonik dengan kekuatan magnitudo 5,3 dan magnitudo 6,0 mengguncang Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Sabtu (2/2/2019). Guncangan gempa menimbulkan kepanikan warga. Meski demikian, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan atau korban jiwa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono melalui siaran pers resminya Sabtu sore mengatakan, berdasarkan hasil analisa, gempa berkekuatan magnitudo 6,0 yang kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 6,1 terjadi pukul 16.27 WIB.
”Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 2,92 Lintang Selatan dan 99,98 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut jarak 105 kilometer arah tenggara Kota Tua Pejat, ibu kota Kabupaten Kepulauan Mentawai, pada kedalaman 26 km. Gempa ini didahului gempa dengan kekuatan magnitudo 5,3 dengan rentang 24 menit,” kata Rahmat.
Menurut Rahmat, jika memperhatikan lokasi episenter (titik pusat gempa bumi di atas permukaan bumi) dan kedalaman hiposenter (titik gempa di bawah permukaan bumi), tampak bahwa gempa ini termasuk klasifikasi gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia, tepatnya di zona Megathrust. Zona tersebut merupakan zona subduksi lempeng yang berada di Samudra Hindia sebelah barat Sumatera.
”Konvergensi kedua lempeng tersebut membentuk zona subduksi yang menjadi salah satu kawasan sumber gempa bumi yang sangat aktif di wilayah Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dipicu oleh penyesaran naik (thrust fault),” kata Rahmat.
Rahmat menambahkan, guncangan gempa ini dilaporkan dirasakan di daerah Padang Panjang, Bukittinggi, Solok, dengan kekuatan II-III Modified Mercalli Intensity (MMI) atau skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi Padang. Selain itu, guncangan juga dirasakan di Kota Pariaman, Painan (Pesisir Selatan) dengan kekuatan III-IV dan Kepulauan Mentawai (Tua Pejat, Pagai Selatan) dengan kekuatan IV-V MMI.
Kepanikan
Hariyanto, salah satu warga Kecamatan Sikakap, Kepulauan Pagai, saat dihubungi dari Padang mengatakan, guncangan gempa sangat terasa. ”Gempa pertama sangat lama, sementara gempa kedua terasa sangat kuat. Itu membuat warga panik dan keluar rumah. Ibu-ibu pada berteriak. Sejauh ini di Sikakap belum ada kerusakan atau korban yang terpantau,” kata Hariyanto.
Rahmat membenarkan bahwa hingga pukul 18.00 WIB belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan juga menunjukkan gempa tidak berpotensi tsunami.
Pantauan Kompas di kawasan Andalas, Padang Timur, hingga pukul 18.00 WIB, gempa masih terasa. Terakhir, pukul 17.59 guncangan cukup terasa di kawasan itu. Hal itu membuat warga yang tengah berada di dalam rumah berhamburan keluar. Namun, selang beberapa menit, mereka kembali beraktivias seperti biasa.