Korsleting, Puluhan Kontrakan Terbakar di Kota Tangerang
Oleh
M Fajar Marta
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Sebanyak 26 bangunan terdiri dari rumah dan kontrakan semipermanen dilalap api akibat hubungan pendek arus listrik (korsleting) di Kota Tangerang, Banten. Sebagian besar penghuni kontrakan ialah pengepul rongsokan dan pemulung.
Rumah dan kontrakan yang terletak di Jalan M Yamin, Babakan, RT 001 RW 004, itu terbakar pada Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 00.30. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangerang mengerahkan empat mobil pemadam kebakaran. Api dapat dipadamkan sekitar pukul 01.00.
Rumah dan kontrakan itu berjejer huruf U, tepat di samping Lembaga Pemasyarakatan Wanita Kota Tangerang dan di belakang Kuliner Laksa. Akses masuk ke lokasi tidak cukup lebar untuk mobil pemadam kebakaran. Mobil pemadam kebakaran diparkir di areal parkir Kuliner Laksa, lalu petugas memanjangkan selang untuk memadamkan api.
Rosidin (43), penghuni rumah kontrakan, mengatakan, api muncul dari salah satu kontrakan yang posisinya di dekat sumur dan MCK umum. Penghuninya sedang pulang kampung dan lupa mematikan kipas angin. Penghuni lain menduga, korsleting terjadi karena kipas angin dihidupkan berhari-hari.
”Kaget orang teriak kalau ada api. Penghuni panik karena mati lampu dan api semakin besar. Masing-masing berupaya menyelamatkan diri dan keluarga,” ucap Rosidin yang berprofesi sebagai pengepul rongsokan.
Posisi sumber air yang dekat dengan sumber api membuat penghuni tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa menyelamatkan diri dan harta benda seadanya serta menyaksikan api melahap hunian mereka.
Marta (63), penghuni kontrakan, menyebutkan, bangunan kontrakan terbuat dari tripleks dengan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter. Pemiliknya berasal dari Grinting, Brebes, Jawa Tengah, dan sedang pulang kampung. Adapun penghuni kontrakan berasal dari Indramayu, Jawa Barat, dan Brebes, Jawa Tengah. Rata-rata mereka bekerja sebagai pengepul rongsokan dan pemulung.
”Saat kebakaran, kami biarkan saja karena tidak dapat berbuat apa-apa. Ada penampungan air, tetapi tidak bisa diambil karena kamar mandi umum juga terbakar,” ucap Marta.
Bantuan
Palang Merah Indonesia Kota Tangerang telah menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran. Bantuan tersebut berupa makanan, air mineral, dan pakaian.
Sukarelawan PMI Kota Tangerang, Rizky Fauzi, menyebutkan, pendataan korban kebakaran telah dilakukan sehingga bantuan bisa secepatnya diberikan. Penerima bantuan berjumlah 58 orang.
”Kami memberikan makan siang, makanan ringan, dan perlengkapan balita,” ucap Rizky.
Palang Merah Indonesia Kota Tangerang telah menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran. Bantuan tersebut berupa makanan, air mineral, dan pakaian.
Edet (55), penghuni rumah kontrakan, mengatakan, untuk sementara waktu dirinya akan tetap tinggal di lokasi sembari menunggu bantuan pemerintah. Kehilangan harta benda membuatnya tidak sanggup mencari tempat kontrakan baru.
”Barang seadanya yang bisa diselamatkan. Hanya baju dan televisi,” kata Edet.
Raminah (60), penghuni kontrakan asal Indramayu, sedang tertidur lelap ketika kebakaran terjadi. Ia kaget karena tetangga kontrakan berteriak menyelamatkan diri.
”Lemas, lari sampai jatuh untuk menyelamatkan diri. Semua harta benda terbakar. Belum tahu, rencananya mau pulang kampung,” ucap Raminah.
Hal yang sama dikatakan Danuri (60). Tidak ada barang berharga miliknya yang bisa diselamatkan. Ia berencana pulang kampung ke Indramayu. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)