DENPASAR, KOMPAS — Kunjungan wisatawan asing ke Bali meningkat selama 2018. Meski demikian, peningkatan itu belum sampai menyentuh target yang ditetapkan pemerintah. Karena itu, pelaku wisata di Bali kini berusaha menarik wisatawan dengan berbagai atraksi baru.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali menyebutkan, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali selama Desember 2018 mencapai 498.819 orang. Jumlah ini lebih tinggi sekitar 57,90 persen dibandingkan dengan periode Desember 2017.
”Kunjungan wisman ke Bali selama Desember 2018 mencatatkan rekor baru dengan jumlah kunjungan 498.800 lebih kunjungan,” kata Kepala BPS Bali Adi Nugroho dalam serangkaian pemaparan Berita Resmi Statistik BPS Bali di Denpasar, Bali, Jumat (1/2/2019).
Angka kunjungan wisman ke Bali periode Januari hingga Desember 2018 juga lebih tinggi daripada tahun 2017. Pada 2018, mencapai 6 juta kunjungan, naik 6,54 persen jika dibandingkan dengan 2017 yang mencapai 5,69 juta kunjungan.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra membenarkan adanya kenaikan jumlah kunjungan wisman ke Bali selama Desember 2018. Peningkatan jumlah wisman pada akhir tahun itu dipengaruhi musim libur dan terkait dengan perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
”Meskipun terjadi bencana alam di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk di Bali, Bali masih dipercaya sebagai destinasi yang dikunjungi untuk liburan,” kata Yuniartha.
Meski demikian, kenaikan jumlah kunjungan itu belum memenuhi target. Yuniartha menyatakan, jumlah wisman ke Bali ditargetkan sebesar 6,5 juta kunjungan selama 2018. ”Kami tidak mencapai target 6,5 juta wisman pada 2018,” ujarnya.
Jumlah wisman yang masuk ke Indonesia tak memenuhi target nasional. Pemerintah menargetkan kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 17 juta pada 2018, tetapi hanya 15,81 juta yang masuk. Sebanyak 1,41 juta di antaranya terjadi selama Desember 2018.
Terdongkrak libur
Dalam pemaparannya di Jakarta, Jumat, Kepala BPS Suhariyanto menyebutkan, kedatangan wisman ke Indonesia meningkat selama Desember 2018 karena dipengaruhi liburan akhir tahun.
BPS mencatat, wisman asal Singapura, Malaysia, dan Timor Leste lebih banyak ke Indonesia selama Desember 2018 dibandingkan wisman asal China atau Australia.
Situasi berbeda terjadi di Bali. Bali didatangi paling banyak turis asal Australia dan China pada Desember 2018, disusul India, Malaysia, dan Singapura. Dari 498.819 kunjungan wisman ke Bali selama Desember 2018, sekitar 20,4 persen berasal dari Australia dan sekitar 16,12 persen dari China. Adapun selama periode 2018, wisman China terbanyak ke Bali, disusul Australia dan India.
Adi menyatakan, kunjungan wisman asal China ke Bali turun beberapa bulan terakhir. Catatan BPS Bali menunjukkan, penurunannya mencapai 1,76 persen. Kondisi itu turut dipengaruhi kebijakan Pemerintah Provinsi Bali yang menertibkan praktik penjualan paket wisata murah dari China ke Bali mulai Oktober 2018.
”Kebijakan pemerintah itu akan berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan China. Kunjungan akan melandai, tetapi diperkirakan hanya sementara,” kata Adi di Denpasar.
”Kami optimistis, daya tarik Bali belum berkurang, justru ke depan akan ada perbaikan kualitas wisatawan yang berkunjung ke Bali,” ujar Adi menambahkan.
Lebih lanjut Yuniartha mengatakan, langkah Pemprov Bali menertibkan praktik penjualan wisata murah mendapat dukungan kalangan pariwisata di Bali dan pihak Pemerintah Republik Rakyat China.
Pemangku kepentingan pariwisata Bali bersama Pemprov Bali juga mengadakan festival dan upaya pemasaran serta promosi untuk menarik minat calon wisatawan dari China.
Baca juga: Menggantang Harapan dari Turis China
Serangkaian acara pada hari raya Imlek, misalnya, Pemprov Bali bersama Bali Tourism Board/Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali menyelenggarakan Festival Balingkang Kintamani 2019 di Kintamani, Kabupaten Bangli.
Yuniartha menyebutkan, Bali juga akan mengadakan promosi wisata, sekaligus Festival Bali di Beijing, China, pada April 2019.