Meliuk Bersama BMW X2 Demi Emosi Positif
Perkenalkan: BMW X2. Anggota keluarga terbaru Bayerische Motoren Werke, pabrikan otomotif asal Bavaria, Jerman. Sesuai nomenklaturnya, crossover kompak ini diciptakan untuk memancing emosi penggunanya.
Tentu saja dalam hal ini emosi positif. Dalam jajaran keluarga BMW, mobil yang bernomenklatur seri berangka genap ditujukan memiliki nilai “emosional” yang lebih dibanding mobil-mobil berseri ganjil. Maka, di jajaran sedan, mobil-mobil Seri 2, Seri 4, Seri 6, dan Seri 8, dirancang untuk memaksimalkan unsur emosional pengendara itu dibanding Seri 1, Seri 3, Seri 5, dan Seri 7.
Demikian juga di jajaran BMW X, yakni jajaran mobil-mobil SUV (BMW secara khusus menyebutnya sport activity vehicle/SAV), mobil X4, X6, dan kini X2, dirancang untuk lebih memuaskan emosi pengendaranya dibanding X3, X5, dan X1.
BMW Group Indonesia sudah merencanakan peluncuran X2 ini di pasar Tanah Air sejak awal 2018. Akhirnya janji itu terpenuhi saat X2 resmi diluncurkan di Jakarta, 31 Oktober 2018. Bentuk asli mobil yang baru dipasarkan di dunia pada Maret 2018 itu pun kini bisa disaksikan langsung.
Kompas berkesempatan menguji mobil yang masih “fresh from the oven” ini pada awal Desember 2018. Saat melihat langsung wujud asli X2, terutama dari sisi dimensinya, ingatan langsung melayang pada BMW X1 generasi kedua (kode bodi F48). Wajar saja, karena kedua mobil dikembangkan dari platform yang sama, yakni platform UKL, yang menjadi dasar pengembangan mobil-mobil berpenggerak roda depan BMW dan MINI.
Hanya saja, desain X2 ini lebih seksi, lebih sporty, dan lebih provokatif dibanding X1. BMW pun memberi sebutan baru bagi X2, bukan lagi SAV tetapi SAC alias Sport Activity Coupe. Jelas sudah, BMW ingin X2 menjadi sebuah crossover yang memadukan ketangguhan sebuah SUV dengan kelincahan dan keseksian sebuah coupe.
Dengan X2, BMW kini memiliki mobil yang siap berlaga di kelas crossover premium berkonsep senada, seperti Mercedes-Benz GLA, Lexus UX, dan Jaguar E-Pace. Sebelumnya, X1 terasa kurang seksi jika dibanding para pesaingnya itu.
First-ever BMW X2 bukan kendaraan untuk semua orang, kendaraan ini hadir untuk individu yang berani tampil beda.
Presiden Direktur BMW Group Indonesia Ramesh Divyanathan, menggarisbawahi bagaimana X2 ini memang hadir untuk segmen khusus di kelasnya. “First-ever BMW X2 bukan kendaraan untuk semua orang, kendaraan ini hadir untuk individu yang berani tampil beda… Hal yang membuatnya berbeda adalah desain eksterior spesial, yang pada dasarnya menggabungkan bodi dinamis dan proporsi rendah dari coupé dengan konstruksi tangguh dari model kendaraan BMW X,” papar Ramesh.
Untuk pertama kalinya pada BMW modern, logo bundar BMW disematkan di pilar C dan untuk pertama kalinya juga diperkenalkan desain baru kidney grille khas BMW, dengan bagian bawah lebih lebar dari bagian atas. “BMW X2 pasti akan menarik perhatian kalangan urban, yang lekat dengan dunia digital, muda, dan berjiwa muda. Kendaraan terbaru BMW ini hadir dalam jumlah terbatas dan tawarkan alternatif pilihan menarik di segmen kendaraan kompak,” imbuh Ramesh.
OK, mari kita masuk ke daftar spesifikasi mobil baru ini. BMW Group Indonesia sementara ini hanya memasukkan satu varian X2 ke Tanah Air, yakni BMW X2 sDrive 18i M Sport X. Ini adalah versi berpenggerak roda depan (FWD) dengan mesin bensin 3 silinder berkapasitas 1.500 cc.
Namun, walau sekilas terlihat kecil, mesin ini tetap dilengkap BMW TwinPower Turbo, Valvetronic, dan Double VANOS, yang membuat dapur pacu ini mengucurkan tenaga maksimum 140 HP dan torsi puncak 220 Nm di rentang putaran mesin 1.250-4.300 rpm. Tenaga mesin disalurkan melalui transmisi kopling ganda (dual clutch transmission/DCT) 7 tingkat percepatan dan diklaim bisa mencapai kecepatan maksimum 205 km per jam.
Sementara embel-embel M Sport X menunjukkan pilihan berbagai aksesori yang diambil dari desain BMW M untuk memaksimalkan unsur sporty di kendaraan ini. Salah satunya adalah penerapan warna abu-abu metalik (frozen grey) pada bagian side moulding yang memberi kesan kekar dan tinggi.
Desain bumper yang gahar, spoiler belakang yang diambil dari BMW M, ditambah velg alloy ringan M 722 berukuran ring 19, makin menonjolkan kesan sporty dan dinamis di sektor eksterior. Sementara di dalam, kesan BMW M ini hadir pada kulit pembungkus jok berbahan Alcantara (mirip seperti kulit suede) yang berwarna abu-abu dengan jahitan berwarna kontras. Dan tentu saja roda kemudi berbalut kulit berdesain M, lengkap dengan logo M berwarna merah, biru, dan biru muda.
Sejak pertama melihat sosok X2 yang berwarna kuning emas (Galvanic Gold) ini, tak sabar untuk segera menjajal segenap kemampuan dan keunggulannya. Sempat terpikir untuk mencoba mobil ini ke trek luar kota ke arah timur, melalui Tol Cipali dan di seputar Cirebon.
Diuji maksimal
Namun, muncul pemikiran lain, mengingat keunggulan X2 adalah pada ukurannya yang kompak (panjang 4.360 mm; lebar 1.824 mm; dan tinggi 1.526 mm) dan kelincahannya serta ketangguhannya sebagai bagian dari keluarga BMW X. Apa lah artinya semua keunggulan itu jika hanya diuji di jalan tol yang lurus dan rata?
Lalu pikiran pun melayang ke Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tempat wisata yang indah ini tak terlalu jauh dari Jakarta, hanya sekitar 120 kilometer (km) ke arah selatan. Rutenya pun sangat bervariasi, mulai dari Jalan Tol Jagorawi disambung Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) yang rata dan mulus, hingga Jalan Raya Cibadak-Pelabuhan Ratu yang berkelak-kelok diwarnai tanjakan dan turunan tajam. Medan yang tepat untuk sebuah BMW!
Maka Kompas pun meluncur ke arah Pelabuhan Ratu pada Sabtu (8/12/2018). Pertama-tama, feeling mengemudi dengan mudah didapatkan. Pengendalian presisi, dan walaupun mobil berpostur pendek ala mobil coupe, unsur SUV-nya masih terasa dengan posisi duduk yang tinggi. Mengemudi makin percaya diri dan menyenangkan.
Masuk ke trek lurus tol, saatnya menguji akselerasi. Tenaga agak terasa kurang saat mengemudi dilakukan secara santai. Pedal gas harus diinjak lebih dalam sampai piranti turbonya aktif dan mendorong tenaga mesin 3 silinder ini.
Gejala underpower ini kembali terasa saat tanjakan mulai bermunculan di jalur Cibadak-Pelabuhan Ratu. Namun sekali lagi, saat gaya mengemudi kita ubah agak lebih agresif, mobil tetap bergerak lincah tanpa kendala. Apalagi jika mode berkendara digeser ke Sport, yang membuat akselerasi lebih telengas.
Namun, di jalur luar kota yang tak selamanya mulus seperti ini, mode Sport punya sisi negatif, yakni suspensi yang mengeras. Memang, menikung-nikung menjadi lebih percaya diri, tetapi saat harus menemui lubang-lubang jalan atau gundukan, terasa sangat tidak nyaman.
Saat gaya mengemudi kita ubah agak lebih agresif, mobil tetap bergerak lincah tanpa kendala. Apalagi jika mode berkendara digeser ke Sport, yang membuat akselerasi lebih telengas.
Akhirnya mode diubah ke Comfort, di mana setir juga menjadi lebih ringan. Ini membuat tugas melahap tikungan-tikungan menjadi lebih santai dan menyenangkan. Menerjang jalan yang kurang mulus juga lebih nyaman, tanpa mobil menjadi limbung.
Karakter pengendalian mobil bersemboyan “sheer driving pleasure” ini tak hilang, justru makin menyenangkan. Andai saja mobil dilengkapi paddle shifters, tentu saja mencari rentang tenaga optimal untuk mengatasi medan seperti ini akan lebih mudah dan menyenangkan.
Setelah beristirahat semalam di Pelabuhan Ratu, keesokan harinya memeriksa peta dan terlihat bahwa Ciletuh Geopark yang tengah populer itu ternyata kurang dari 40 km jauhnya dari hotel. Uji kendara pun dilanjutkan ke taman bumi itu melalui jalur beraspal mulus.
Di sini medan lebih menantang dengan lebih banyak tikungan tajam dan tanjakan-tanjakan panjang. Kemampuan dan kesenangan berkendara dengan BMW X2 dijajal hingga batas maksimal.
Hanya saja, beberapa kali di tanjakan panjang saat dilakukan kickdown dan torsi mesin seketika mencapai maksimum, terasa setir menarik ke samping. Itu lah gejala torque steering khas mesin berpenggerak roda depan. Agak mengagetkan, karena memori mengendarai BMW hampir selalu dengan penggerak roda belakang yang tanpa gejala ini.
Di luar itu, pengalaman mengendarai X2 tetaplah sebuah pengalaman mengendarai BMW. Walau belum ada berbagai fitur kecanggihan terbaru macam gesture control atau blind spot monitoring atau sistem audio Harman/Kardon.
Konsumsi BBM yang tercatat mulai dari 13 km per liter untuk jalan normal di mode Comfort, hingga 8,9 km per liter saat harus sering melakukan gas pol di medan berliku Pelabuhan Ratu dan Ciletuh.
Secara umum, BMW X2 adalah mobil yang memiliki gaya sungguh maksimal saat dipakai bergaul di medan urban. Namun, saat muncul hasrat bertualang sejenak lepas dari hiruk pikuk kota besar, mobil seharga Rp 839 juta (off the road) ini pun masih mumpuni dalam memberikan emosi positif.