Sejuta Ekor Ikan Mati Mengambang di Sungai di Australia
Lebih dari sejuta ekor ikan mati secara bertahap di tepi Sungai Darling di kota pedalaman Menindee, sekitar 1.000 kilometer sebelah barat Sydney, Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia.
Oleh
Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·3 menit baca
BRISBANE, KOMPAS -- Lebih dari sejuta ekor ikan mati secara bertahap di tepi Sungai Darling di kota pedalaman Menindee, sekitar 1.000 kilometer sebelah barat Sydney, Negara Bagian New South Wales (NSW), Australia. Sungai Darling mengular sepanjang 1.500 kilometer dan merupakan sungai terpanjang ketiga di Australia. Bila disambung dengan anak sungainya, Sungai Murray, di negara bagian yang sama, panjang sungai mencapai 2.800 kilometer dan menjadi sistem perairan terpenting di Australia.
Pada Senin (28/01/2019), ratusan ribu ikan ditemukan mati dan mengambang di Sungai Darling. Ini merupakan penemuan ikan mati untuk kali ketiga sejak bulan Desember. Gelombang kematian pertama terjadi pada 15 Desember 2018, dan gelombang kematian kedua pada 15 Januari 2019.
Dilansir dari laman ABC, penduduk Menindee melampiaskan frustrasi mereka dengan membajak pertemuan pers Menteri Besar NSW untuk Urusan Air, Niall Blair, pada Selasa (29/01/2019). Mereka berebutan bertanya pada Blair sesaat sesudah melihat ribuan ikan yang mengambang.
"Danau ini penuh...,” teriak seseorang sebelum warga lainnya menyela, "Anda membiarkan ini terjadi… Apa yang akan Anda lakukan terhadap kapas?”
Penduduk Menindee menyalahkan pemakaian air untuk pabrik kapas dan menyalahkan keputusan otoritas untuk mengosongkan danau-danau di Menindee pada tahun 2014 dan 2017. Perusahaan kapas, Cotton Australia, mengatakan bahwa lembah-lembah perkebunan kapas di NSW tidak memakai air pada musim panen ini.
Diperkirakan, ikan-ikan itu mati karena ganggang hijau kebiru-biruan yang banyak tumbuh di sungai mengonsumsi terlalu banyak oksigen dari air sehingga ikan kekurangan oksigen.
Blair mengatakan ia akan segera mencari jalan keluar. "Ini harus dihentikan,” tuturnya seperti dikutip ABC. "Saya tidak mau melihat ini lagi."
Pemerintah NSW menyalahkan kekeringan, sedangkan penduduk Menindee menyalahkan salah urus bertahun-tahun.
Menurunnya kualitas air sungai itu juga memaksa warga setempat membeli air. Wayne Marsden, yang sudah tinggal di Menindee selama 66 tahun, mengatakan bahwa ia sangat stres karena ia harus mengirit-irit air.
Pemimpin Oposisi Bill Shorten melukiskan kejadian ini sebagai bencana ekologi. "Ini bencana, bencana yang terus berulang,” ujarnya, seperti dikutip ABC.
Pemerintah NSW menyalahkan kekeringan, sedangkan penduduk Menindee menyalahkan salah urus bertahun-tahun.
Ketua Pariwisata Menindee Rob Greggory mengatakan, peristiwa ini benar-benar tragis. "Yang kita lihat mungkin ikan yang terakhir yang ada di sini,” tuturnya. "Tak ada lagi yang tersisa."
Ia menyayangkan tiadanya menteri lingkungan atau perdana menteri yang berkunjung ke Menindee.
Menteri Besar NSW Gladys Berejiklian dihujani kritik karena mengunjungi wilayah Sungai Darling tanpa berhenti di Menindee. \'\'Penduduk Menindee 300 orang dan mereka berada pada tingkat satu. Lainnya berada pada tingkat lima dan enam,” tuturnya menjawab kritikan.
Berejiklian menambahkan bahwa air yang bersih di kawasan itu menjadi prioritas pemerintahannya.
Para ahli lingkungan berpendapat, pemompaan air bersih besar-besaran merupakan satu-satunya jalan untuk memerangi bencana itu, namun hal itu hampir tak mungkin dilakukan. Seiring temperatur yang diprediksi naik dan tak ada perkiraan hujan, kata otoritas setempat, "ada ancaman bakal ada ikan lain yang mati, beberapa hari dan pekan ke depan."