Antisipasi Tamu Membeludak, Pemkot Singkawang Siapkan Rumah Inap dan Indekos
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Jelang Imlek dan Cap Go Meh, tingkat okupansi hotel di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, sudah mencapai 85 persen. Untuk mengantisipasi kemungkinan pengunjung hotel membeludak, pemerintah setempat menyiapkan tempat indekos dan rumah inap atau homestay sebagai penginapan alternatif.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Singkawang Supardiana, Rabu (30/1/2019), mengatakan, di Singkawang ada 30 hotel layak huni untuk wisatawan. Totalnya ada 1.527 kamar.
”Dari 1.527 kamar yang sudah dipesan untuk rangkaian perayaan Cap Go Meh pada 17-20 Februari, sudah mencapai 1.298 kamar. Pemesanan kamar hotel semakin bertambah setiap hari,” ujar Supardiana.
Untuk mengantisipasi membeludaknya pemesanan kamar hotel, disiapkan pula 48 unit tempat indekos dan homestay. Dari 48 tempat indekos dan homestay, tersisa 15 unit yang masih bisa dipesan. Dengan demikian, diharapkan pengunjung tetap bisa tertampung.
”Hal itu diupayakan karena jumlah kunjungan wisatawan ke Singkawang khusus untuk Cap Go Meh terus meningkat. Pada 2016 mencapai 59.000 orang. Pada 2018 meningkat menjadi 70.000 orang. Pemerintah menargetkan pada 2019 jumlah pengunjung sebanyak 85.000 orang,” papar Supardiana.
Dari 1.527 kamar yang sudah dipesan untuk rangkaian perayaan Cap Go Meh pada 17-20 Februari, sudah mencapai 1.298 kamar. Pemesanan kamar hotel semakin bertambah setiap hari.
Untuk mencapai target itu, promosi digencarkan melalui media sosial. Kementerian Pariwisata juga membantu promosi karena Cap Go Meh sudah menjadi agenda pariwisata nasional. Apalagi, pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai 20 juta orang. Dari jumlah itu, diharapkan Cap Go Meh bisa menjadi salah satu pengungkitnya.
Supardiana juga meminta pihak perhotelan di Singkawang membatasi kenaikan harga berkisar 50-100 persen.
Sekretaris Panitia Imlek dan Cap Go Meh Singkawang Alfian mengatakan, tema Imlek dan Cap Go Meh tahun ini adalah memperkokoh empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Tema itu diangkat kembali untuk mempertegas prestasi Singkawang sebagai kota paling toleran di Indonesia berdasarkan Setara Institute pada 2018.
Singkawang menjadi kota tertoleran se-Indonesia dengan skor 6,513. Dari sisi regulasi dan rencana pembangunan jangka menengah daerah, di Singkawang tidak ada peraturan daerah yang diskriminatif, baik berbasis jender maupun etnis. Kemudian, tercantum pula bahwa pemerintah sungguh-sungguh membangun toleransi mulai dari kebijakan.
Selanjutnya, di Singkawang tidak ditemukan peristiwa intoleransi. Selain itu, jika dilihat dari dinamika masyarakat sipil, elemen-elemen sosial di sana berupaya mencegah intoleransi. Para tokoh pun bahu-membahu.
Upaya provokasi
Forum Kerukunan Umat Beragama juga bersinergi efektif dengan pemerintah dan aparat keamanan untuk memitigasi konflik. Singkawang tahan terhadap upaya-upaya provokasi dari pihak luar.
Ujiannya, waktu pilkada beberapa waktu lalu, ada upaya dari pihak tertentu untuk memprovokasi, tetapi tidak berhasil. Artinya, ketahanan sosial masyarakat teruji. Secara sosiologis, masyarakat Singkawang tidak menginginkan provokasi itu.
Yang terakhir, dilihat dari variabel kebijakan dan pernyataan Pemerintah Kota Singkawang ketika ada peristiwa intoleransi. Pernyataan dari pemerintah selalu kondusif dan konstruktif. Tidak ada pernyataan provokatif.
Rangkaian Imlek dan Cap Go Meh dimulai Minggu, 3 Februari, dengan acara pembukaan di Stadion Kridasana. Kemudian, dua minggu kemudian, acara akan diisi pertunjukan di panggung hiburan dan pameran usaha mikro, kecil, dan menengah serta dunia usaha lainnya. Adapun Minggu, 17 Februari, diadakan pawai lampion dan puncaknya pada Selasa (19/2/2019) perayaan Cap Go Meh.
Setidaknya 17 paguyuban multietnis di Singkawang akan ikut berpartisipasi dalam kegiatan itu di panggung pertunjukan. Puncaknya adalah pada saat Cap Go Meh akan ada 1.015 tatung—atraksi kekebalan tubuh—dengan pesertanya diarak menggunakan tandu berkeliling di ruas-ruas jalan utama Singkawang.
Suasana meriah menyambut Imlek dan Cap Go Meh sudah terasa. Di Singkawang sudah terpasang sekitar 10.000 lampion di jalan-jalan utama ”Kota Seribu Kelenteng” itu. Bahkan, di Singkawang dibangun patung sepasang singa setinggi 8,88 meter yang diusulkan masuk rekor Muri. Di Pontianak, ibu kota Kalbar, juga demikian, ratusan lampion telah dipasang di jalan-jalan utama.