BEIRUT, SABTU -- Pemimpin kelompok militan Hezbollah di Lebanon, Hassan Nasrallah, Sabtu (26/1/2019), memperingatkan Israel agar tidak terus-menerus menggempur Suriah. Dalam pernyataan yang ditujukan pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, ia menilai, kalkulasi yang salah dalam serangan Israel bisa menyalakan perang di kawasan Timur Tengah.
"Jangan membuat kesalahan dalam menilai, dan jangan mendorong wilayah menuju perang atau bentrokan besar," kata Nasrallah dalam wawancara dengan televisi al-Mayadeen. "Setiap saat kepemimpinan Suriah dan poros perlawanan dapat mengambil keputusan untuk menangani agresi Israel dengan cara yang berbeda."
Nasrallah merujuk pada aliansi antara pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, Iran, dan Hezbollah. Tentara Israel sejak 2013 telah mengklaim melancarkan ratusan serangan terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran-sasaran militer Iran dan upaya pengiriman senjata ke Hezbullah dukungan Teheran. Israel berulang kali menegaskan, aksi-aksi mereka bertujuan untuk menghentikan musuh utamanya, Iran, dari keterlibatan secara militer di Suriah.
Aksi terakhir dilancarkan Israel sepekan lalu. Serangan itu mengakibatkan sedikitnya 21 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah warga Iran. Angka korban itu merujuk pada laporan lembaga Pengawas Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) yang berbasis di London, Inggris.
Ketika ditanya apakah pembalasan dapat dilakukan pihak Hezbollah kepada pihak Israel dengan, misalnya, melancarkan serangan udara ke Tel Aviv, Nasrallah mengatakan bahwa "segala sesuatu bisa terjadi". Dia menambahkan, Hezbollah memiliki "rudal-rudal berpresisi tinggi" yang mampu menjangkau daerah mana saja di Israel.
Israel telah memperingatkan, mereka akan terus menarget posisi-posisi di Suriah yang dikuasai oleh Iran dan Hezbollah. Netanyahu dan pejabat Israel lainnya kini berbicara lebih terbuka tentang serangan-serangan Israel ke Suriah.
Serangan terakhir ke Suriah, sepekan lalu, menurut sebagian analis, selain sebagai unjuk kekuatan, juga sebagai upaya Netanyahu meraih simpati dan dukungan rakyatnya menjelang pemilihan umum sela di Israel yang rencananya digelar pada 9 April mendatang. Namun, kata Nasrallah, Israel telah gagal mewujudkan klaim-klaimnya atas Suriah.