AL AIN, MINGGU — Iran dan Jepang, dua tim yang bersinar di Piala Asia 2019, bakal bertemu pada laga semifinal di Stadion Hazza bin Zayed, Al Ain, Uni Emirat Arab, Senin (28/1/2019) pukul 21.00 WIB.
Jepang, tim ”Samurai Biru” yang mengincar trofi kelima mereka tahun ini, bakal menemui tantangan berat karena belum ada tim lain yang bisa menjebol gawang Iran pada turnamen ini.
Iran menjadi salah satu dari tiga tim yang dalam sejarah Piala Asia yang mampu mempertahankan gawang mereka tetap steril selama lima laga sejak awal turnamen. Tampil di Grup D bersama Irak, Vietnam, dan Yaman, Iran bisa menjaga gawangnya tetap utuh dan bisa mengemas total tujuh gol selama fase grup.
Pertahanan solid mereka terus berlanjut hingga pada babak 16 besar ketika mengalahkan Oman 2-0 dan pada babak perempat final ketika mengalahkan China 3-0. Kesuksesan ini pun tidak lepas dari peran kiper mereka, Alireza Beiranvand, yang baru berusia 26 tahun.
Tidak hanya di Piala Asia ini Beiranvand bersinar. Dalam 20 laga terakhirnya, termasuk pada laga kualifikasi dan putaran final Piala Dunia Rusia 2018, Beiranvand hanya kebobolan empat gol. Ia juga mencatat 17 clean sheet atau 17 laga tanpa kebobolan sama sekali.
Kekuatan di lini pertahanan ini menjadi modal utama bagi tim berjuluk ”Team Melli” itu. Ini merupakan perempat final pertama bagi Iran sejak 2004. Waktu itu, Iran gagal melaju hingga ke final. Turnamen pada tahun 2004 itu akhirnya dimenangi Jepang, calon lawan mereka nanti. Jika berhasil mengalahkan Jepang, Iran tinggal selangkah lagi untuk meraih gelar juara yang terakhir kali mereka dapatkan pada 1976. Iran telah tiga kali menjuarai turnamen antarnegara paling bergengsi di Asia ini.
”Jika melihat Jepang, saya tidak melihat tim yang gemar bertahan. Mungkin ini pendapat yang berbeda. Saya tahu kami akan melawan tim tersukses di Asia. Mereka memiliki pemain brilian dan memainkan sepak bola yang brilian pula,” kata pelatih Iran asal Portugal, Carlos Queiroz, seperti dilansir laman AFC, Minggu (27/1/2019).
Kedua tim punya sejarah pertarungan sengit. Pada 1997, Jepang mengalahkan Iran 3-2 pada kualifikasi Piala Dunia 1998 dan itu merupakan pertama kalinya Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia.
Kini Iran memiliki serangan tajam yang juga menjadi modal untuk menghadapi Jepang selain pertahanan solid. Hingga babak perempat final lalu, Iran telah mengemas total 12 gol. Penyerang Iran, Sardar Azmoun, telah mengoleksi empat gol, sedangkan Mehdi Taremi mengemas tiga gol pada turnamen ini. Celakanya, Taremi tidak bisa berlaga melawan Jepang karena mendapat akumulasi kartu kuning saat menghadapi China.
Masih ada celah
Pertahanan kokoh menjadi perhatian utama para pemain Jepang sebelum menjalani laga ini. Namun, mereka optimistis bisa menemukan celah untuk bisa mencetak gol. ”Mereka kerap memberikan peluang (gol) kepada lawan-lawannya. Kami harus menganalisis permainan mereka sebaik mungkin dan mencari celah tersebut,” kata gelandang Jepang, Shibasaki Gaku, seperti dilansir laman Asosiasi Sepak Bola Jepang.
Tidak hanya itu, skuad Jepang butuh mempersiapkan mental dan fisik sebaik mungkin untuk menghadapi Iran. ”Jika kami bisa bermain bagus selama 90 menit atau bahkan 120 menit, saya yakin kami bisa memenangi laga ini,” kata penyerang Jepang, Kitagawa Koya.
Tim Samurai Biru telah tiba di Al Ain sejak Sabtu (26/1/2019) dan kemudian menggelar latihan secara tertutup. Mereka banyak melatih fisik dan memastikan kesehatan bek Makino Tomoaki yang tinggal di hotel karena tidak enak badan.