Serangan balik yang pernah menjadi ciri khas Manchester United pada era Alex Ferguson kembali dihidupkan. Arsenal telah merasakannya.
LONDON, SABTU—Pelatih sementara Manchester United Ole Gunnar Solskjaer seolah memiliki mesin waktu untuk menghadirkan skuad ”Setan Merah” yang datang dari masa lalu. Dalam laga klasik melawan Arsenal pada ajang Piala FA, Sabtu (26/1/2019) dini hari WIB, MU tampil dengan gaya yang tidak kalah klasik, yakni bertahan dan menyerang balik.
Strategi tim untuk menunggu kesalahan lawan dan kemudian menyerang balik dengan kecepatan tinggi merupakan karakter MU sewaktu ditangani Pelatih Alex Ferguson (1986-2013). Sebagai mantan anak asuh Ferguson, Solskjaer lantas mereplika strategi itu dengan baik pada laga putaran keempat Piala FA di Stadion Emirates malam itu.
Solskjaer menggunakan formasi 4-3-3 dengan menempatkan trio penyerang Alexis Sanchez, Romelu Lukaku, dan Jesse Lingard untuk bersiaga melakukan serangan balik. Mereka kadang ikut mundur membantu menekan lini tengah Arsenal. Ketika gelandang MU, seperti Paul Pogba atau Ander Herrera, mampu merebut bola, trio penyerang Setan Merah itu bergegas mencari posisi sebelum pertahanan Arsenal siap.
Berkat serangan yang dilakukan secara cepat dan efektif, Sanchez mampu mencetak gol pertama MU pada menit ke-31. Pemain asal Chile itu justru bisa kembali tampil gemilang ketika sedang melawan bekas klubnya.
Skema serangan balik juga membuat Lingard mampu mencetak gol kedua setelah menerima asis dari Lukaku pada menit ke-33. ”Kami datang untuk mendominasi permainan dan menciptakan peluang gol sebanyak mungkin,” kata Lukaku, yang kemudian terpilih menjadi pemain terbaik pada laga itu.
Arsenal hanya bisa membalas melalui gol Pierre-Emerick Aubameyang pada menit ke-43. Namun, Arsenal tetap kesulitan menghadapi tekanan MU dan kembali kebobolan pada menit ke-82. Anthony Martial yang menggantikan Sanchez pada babak kedua mencetak gol ketiga MU setelah menerima bola muntah dari kiper Arsenal, Petr Cech.
”Kami melawan skuad MU yang saat ini tengah berada pada penampilan terbaiknya. Mereka memiliki banyak pemain yang mampu membuat perbedaan,” kata Pelatih Arsenal Unai Emery.
Pelatih yang menggantikan Arsene Wenger itu kini perlu berpikir keras untuk memperbaiki lini pertahanannya. Apalagi, dua beknya, Laurent Koscielny dan Sokratis Papastathopoulos, mengalami cedera pada laga itu.
Mengulang laga 2009
Racikan taktik Solskjaer pada malam itu mirip seperti taktik Ferguson saat MU mengalahkan Arsenal dalam laga semifinal Liga Champions tahun 2009 yang juga berakhir dengan skor 3-1. Saat itu, MU masih memiliki trio penyerang Wayne Rooney, Park Ji-sung, dan Cristiano Ronaldo.
Gol ketiga MU pada laga itu yang dicetak Ronaldo menunjukkan keefektifan serangan balik ala Ferguson. Ronaldo, Rooney, dan Park Ji-sung mampu membagi bola dengan cepat ketika menyerang.
”Serangan balik adalah gaya klasik MU dan (dengan taktik ini) kami telah mencetak banyak gol ke gawang Arsenal selama bertahun-tahun,” kata Solskjaer.
Kemenangan atas Arsenal itu membuat Solskjaer semakin dianggap layak diangkat sebagai pelatih tetap Setan Merah. Sejak ditangani Solskjaer, MU telah memenangi delapan laga berturut-turut.
Namun, Solskjaer menyadari bahwa kesulitan akan datang suatu saat nanti. ”Kesulitan (kekalahan) akan terjadi dan kami akan belajar dari pengalaman itu,” katanya seperti dikutip laman ESPN.
”Audisi” bagi Solskjaer untuk menjadi pelatih tetap belum berakhir. Masih ada laga-laga di Liga Champions dan target untuk finis di empat besar klasemen Liga Inggris.