Tim Jokowi-Ma’ruf: Adu Argumentasi Jangan Jadi Debat Kusir
Oleh
hendriyo widi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tim Kampanye Nasional Joko Widodo dan Ma’ruf Amin menanggapi positif rencana perubahan format debat kedua usulan Komisi Pemilihan Umum. Dengan usulan format itu, harapannya dapat semakin meningkatkan kualitas adu gagasan dibandingkan dengan debat kusir.
KPU menerima berbagai evaluasi seusai debat calon presiden dan calon wakil presiden pertama dari berbagai pihak, salah satunya format debat. Menurut rencana akan dialokasikan satu segmen yang digunakan kedua kandidat untuk saling menanggapi satu sama lain tanpa jeda dari moderator.
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily, mengatakan tidak berkeberatan dengan format yang ditawarkan KPU. Momentum saling menanggapi dalam sebuah debat merupakan hal lumrah.
Momen saling menanggapi itu bagian dari proses dialektika dalam perdebatan adu gagasan. ”Segmen itu memberikan ruang bagi kedua kandidat beradu argumentasi. Jangan sampai usulan segmen itu justru berujung pada debat kusir. Hal itulah yang harus dihindari,” kata Ace Hasan saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Jangan sampai usulan segmen itu justru berujung pada debat kusir.
Terkait dengan persiapan debat kedua, Ace Hasan mengungkapkan, tidak ada persiapan ataupun strategi khusus dari Jokowi-Ma\'ruf. Jokowi sebagai petahana dinilai memiliki kapasitas yang baik dalam debat, begitu pun dengan Ma’ruf yang kerap berbicara di hadapan publik.
Ace Hasan memastikan Jokowi dan Ma’ruf mengedepankan aspek orisinalitas untuk menyampaikan gagasan dan solusi yang tidak sekadar retorika belaka.
Simulasi dilakukan
Berdasarkan hasil evaluasi debat sebelumnya, TKN akan memperketat simulasi terhadap penggunaan durasi waktu. Menurut Arsul Sani, Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, simulasi debat kedua akan dilakukan setelah keputusan format debat itu diresmikan KPU. Ia mengatakan, intensitas simulasi akan disesuaikan dengan aspek perubahan.
Seperti diketahui, tema debat presidensial kedua mengangkat isu terkait dengan energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur. Debat itu akan digelar pada 17 Februari 2019 dengan peserta debat calon presiden.
Arsul optimistis Jokowi akan lebih unggul dibandingkan dengan pasangan calon lain dalam debat kedua itu. Ia menegaskan, Jokowi menguasai mayoritas isu yang diangkat, khususnya perihal infrastruktur.
Capaian kinerja Jokowi selama empat tahun belakangan akan menjadi kekuatan untuk meneruskan program lima tahun ke depan.
Senada dengan Arsul, Ace Hasan meyakini perihal infrastruktur dan sumber daya alam akan menjadi isu unggulan yang mampu diangkat Jokowi dengan baik. ”Capaian kinerja Jokowi selama empat tahun belakangan akan menjadi kekuatan untuk meneruskan program lima tahun ke depan,” ujarnya. (MELATI MEWANGI)