Harlah Muslimat NU Bersih dari Kepentingan Politik
Peringatan Hari Lahir ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, besok (26/1/2019), dipastikan bebas dari kepentingan politik, khususnya Pemilu 2019.
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peringatan Hari Lahir ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama di Gelora Bung Karno, Jakarta, besok (26/1/2019), dipastikan bebas dari kepentingan politik, khususnya Pemilu 2019. Imbauan juga telah disampaikan kepada para peserta yang akan hadir agar tidak membawa atribut-atribut berbau politik.
“Ini adalah murni acara ormas (organisasi masyarakat) keagamaan. Tidak ada unsur politik di dalamnya. Apapun afiliasi politiknya kita semua adalah saudara,” kata Ketua Panitia Hari Lahir (Harlah) ke-73 Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Yenny Wahid usai acara pemberian santunan kepada 1.000 anak yatim sebagai bagian dari rangkaian harlah, di Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Setidaknya lebih dari 100.000 Muslimat NU dari berbagai daerah diundang untuk menghadiri acara itu. Acara dimulai pukul 02.30, Minggu (27/1/2019) dinihari.
Acara juga rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Yenny melanjutkan, acara ini diharapkan dapat menyejukkan kondisi bangsa dan menghadirkan energi positif di tengah kondisi bangsa yang sepertinya terpolarisasi akibat perbedaan pilihan politik menjelang Pemilu 2019.
Tak hanya itu, melalui acara tersebut, akan dideklarasikan pembentukan Laskar Muslimat NU anti hoaks dan anti ujaran kebencian. Laskar ini diharapkan bisa melawan hoaks dan kebencian yang marak di masyarakat, yang berpotensi memecah belah bangsa dan menimbulkan saling curiga.
Kesalehan sosial
Sementara itu, terkait kegiatan santunan kepada 1.000 anak yatim, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa mengatakan kegiatan itu rutin digelar Muslimat NU setiap mendekati hari lahir Muslimat NU.
“Ini bagian dari upaya kita untuk membangun kesalehan sosial. Kesalehan beragama harus berjalan senada dengan kesalehan bersosial, kan tidak cukup salat dan mengajinya saja yang baik. Tapi habluminannas (hubungan manusia dengan manusia) juga harus seimbang,” ujar Khofifah. (MELATI MEWANGI)