BEKASI, KOMPAS – Sejumlah masjid di Kota Bekasi mendapatkan kiriman tabloid Indonesia Barokah. Para pengurus masjid resah terhadap konten tabloid yang menyudutkan salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Pengurus Dewan Keluarga Masjid (DKM) An-Nur, Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Taufik (41), mengatakan, menerima paket kiriman tabloid Indonesia Barokah sebanyak dua kali pekan lalu. Paket ia terima pada Rabu (16/1/2019) dan Jumat (18/1/2019). “Paket itu diantar kurir yang mengenakan jaket PT Pos Indonesia,” kata Taufik.
Kedua paket dikemas dalam amplop coklat. Di kanan atas terdapat stempel bertuliskan Porto di Bayar/Postage Paid. KP Jakarta Selatan Izin No : 167/PRTD/JKS/Regional 4/2019. Berlaku sampai dengan 31 Drsember 2018.
Sementara itu, di kanan bawah tertempel label alamat masjid. Keterangan pengirim berasal dari Redaksi Indonesia Barokah yang beralamat di Pondok Melati, Kota Bekasi. “Setiap paket berisi tiga eksemplar tabloid,” ujar Taufik.
Dari enam eksemplar yang diterima, hanya empat yang kini disimpan di masjid. Taufik mengatakan, satu eksemplar ia berikan kepada kurir tabloid yang penasaran dengan kontennya. Satu eksemplar lain diberikan kepada pengurus masjid lain.
“Bacaan ini tidak kami sebarkan ke jemaah karena isinya meresahkan,” kata Taufik. Meski tidak membaca seluruh isinya, ia menilai judul-judul artikel itu menyudutkan salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden.
“Masjid kami tidak pernah terlibat urusan politik, kami selalu menjaga agar tetap netral dan tidak ikut-ikutan debat politik,” kata Taufik. Menurut dia, hampir semua masjid dan musala di Kelurahan Kayuringin mendapatkan kiriman yang sama. Sesama pengurus masjid berbagi informasi tersebut melalui grup pesan daring Whatsapp.
Sugeng Priatna (60), pengurus DKM Masjid At Taqwa, Kayuringin, mengatakan, menerima dua paket serupa pekan lalu. Kini, paket tersebut disimpan oleh ketua DKM.
Ia menambahkan, tabloid tidak didistribusikan kepada masyarakat. Mereka tidak ingin ada konten politis yang dianggap bersumber dari masjid. “Kami juga sudah mendeklarasikan penolakan terhadap hal-hal yang terkait dengan pemilihan presiden. Jangan mencampur adukkan politik di dalam masjid,” kata dia.
Meski demikian, pengurus kedua masjid itu tidak melaporkan peredaran tabloid ke polisi atau Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Bekasi.
Fiktif
Koordinator Divisi Pengawasan Bawaslu Kota Bekasi Ali Mahyail mengatakan, sejumlah panitia pengawas kecamatan (panwascam) melaporkan peredaran tabloid tersebut di 12 masjid. Adapun masjid itu di antaranya At Taqwa Komplek Sapta pesona, Kecamatan Jatiasih; An Nur Kayuringin, Bekasi Selatan; Nurul Huda, Pondok Gede; dan At Taqwa Kayuringin, Bekasi Selatan.
Setiap masjid menerima paket tiga eksemplar tabloid yang dikemas amplop coklat. “Paket itu dikirim melalui jasa Go Send,” ujar Ali.
Bawaslu pun menelusuri alamat kantor redaksi yang tertulis di tabloid, yaitu Jalan Kirinkemi, Jatirahayu, Pondok Melati, Kota Bekasi. Namun, alamat tersebut tidak ada, karena di daerah tersebut hanya ada Jalan Kirinkeman. “Kami sudah tanya ketua RT setempat, tidak ada aktivitas terkait tabloid itu, nomor telepon seluler yang dicantumkan pun tidak pernah aktif,” kata Ali.
Ali menambahkan, laporan itu sudah diteruskan ke Bawaslu Jawa Barat. Ia mengimbau kepada masyarakat agar segera melapor jika kembali menerima paket serupa.