JAKARTA, KOMPAS — Hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta sejak dini hari menyebabkan rumah warga Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, terendam banjir sejak pagi hari. Upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyedot luapan air itu belum membuahkan hasil.
Rumah warga yang terendam banjir berada di wilayah RW 001, RW 011, dan RW 021. Pada Jumat (25/1/2019) pukul 20.00, ketinggian air masih sekitar 30 sentimeter.
Ketua RT 007 RW 021 Ade Solihin mengatakan, wilayahnya memang sering kebanjiran, tetapi genangan itu hanya bertahan sekitar 3 jam. Namun, kali ini genangan air bertahan lebih lama akibat mesin pompa air di Rumah Pompa Waduk Muara Angke rusak.
”Ada sekitar 1.500 rumah warga yang terendam banjir. Air mulai tinggi itu pukul 10.00,” ucapnya.
Padahal, kata Ade, keberadaan rumah pompa air itu vital karena difungsikan menyedot air Waduk Muara Angke ke Kali Adem yang bermuara ke laut. Selain itu, aliran air dari Kali Asin yang dialirkan ke Kali Gendong juga tersendat karena air di Kali Gendong tinggi.
Banjir itu menyebabkan sejumlah warga di permukiman padat penduduk itu mengungsi. Yuni (44), salah satu warga di tempat itu, memilih mengungsi ke rumah saudaranya di Bojong, Bogor, Jawa Barat. Ia mengaku khawatir anaknya terkena penyakit gatal dan kesulitan untuk tidur.
Sejumlah pedagang kuliner di tempat itu juga tetap menjajakan dagangannya di tengah genangan air karena takut merugi. Mereka terpaksa berdagang karena bahan yang dibeli sejak pagi sudah diolah menjadi makanan.
”Enggak menyangka air surutnya lama. Mau enggak mau harus dagang,” katanya.
Kompas mencoba menelusuri rumah pompa yang berjarak sekitar 1 kilometer dari kompleks perumahan yang terendam banjir itu. Tak jauh dari rumah pompa itu, ada satu unit pompa bergerak (mobile) yang sedang dioperasikan menyedot air Waduk Muara Angke dan dibuang ke Kali Adem. Adapun di rumah pompa terdapat empat pompa bergerak yang sedang dioperasikan.
Salah satu petugas Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Utara, Dede S, mengatakan, pompa air itu sudah dihidupkan sejak pagi hari. Namun, hingga pukul 20.00, air di waduk belum juga surut.
Camat Penjaringan Muhammad Andri mengatakan, penyebab wilayah itu terendam banjir karena aliran Kali Asin yang ditanggul pintu airnya dibuka dan dialirkan ke Waduk Muara Angke. Pintu itu dibuka untuk menghindari luapan banjir di perumahan warga di Muara Karang karena tanggul Kali Asin belum dilengkapi pompa untuk menyedot air ke laut.
Andri menambahkan, pihaknya sudah mengajukan permintaan ke Suku Dinas Sumber Daya Air Pemerintah Kota Jakarta Utara untuk disediakan satu pompa bergerak agar segera dipasang di tanggul Kali Asin.
Untuk menangani genangan air di rumah warga itu, pihaknya kini telah menyediakan empat pompa bergerak. ”Harusnya malam ini sudah surut. Tadinya 40 sentimeter, sudah lumayan berkurang dan tinggal 15 sentimeter,” ucapnya. (STEFANUS ATO)