Pemerintah Amankan Kebutuhan Jagung Peternak Ayam Mandiri
Oleh
Madina Nusrat
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sambil menunggu musim panen jagung yang diperkirakan berlangsung pada akhir Februari, pemerintah tetap berupaya memenuhi kebutuhan jagung untuk peternak ayam mandiri. Sebanyak 5.000 ton jagung telah didistribusikan ke sejumlah daerah oleh Perum Bulog dengan mengacu pada data kebutuhan jagung dari Kementerian Pertanian.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita, Jumat (25/1/2019), mengatakan, kebutuhan jagung peternak ayam mandiri pada Januari dan Februari mencapai 502.000 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, Kementerian Pertanian bersama Perum Bulog mendistribusikan 5.000 ton jagung ke sejumlah provinsi. Adapun rinciannya ialah Jawa Barat sebanyak 1.000 ton, Jawa Tengah 2.000 ton, dan Jawa Timur 2.000 ton. Serah terima jagung dilaksanakan di Divre Bulog, Surabaya.
”Jagung itu berasal dari stok Bulog dengan harga Rp 4.000 per kilogram. Serah terima jagung dilaksanakan di Divre Bulog Surabaya,” ujarnya.
Ketut mengatakan, pihaknya bersama Perum Bulog akan terus memantau ketersediaan jagung hingga masuk masa panen. ”Saya akan melihat dulu perkembangan produksi jagung lokal di lapangan. Berdasarkan perkiraan, kita akan panen raya pada akhir Februari atau awal Maret,” kata Ketut.
Sekretaris Jenderal Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi, yang turut hadir pada serah terima jagung di Surabaya, mengatakan, upaya menyediakan jagung untuk pakan ternak ayam itu belum 100 persen menyelesaikan masalah. Akan tetapi, kepedulian pemerintah untuk terlibat dalam mengatasi kebutuhan pakan ternak patut diapresiasi.
”Kami berharap ini merupakan upaya awal dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi peternak terkait dengan pakan ayam. Kami berharap ada kesinambungan agar ketersediaan pakan berkelanjutan,” kata Wahyudi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Perum Bulog untuk menyerap jagung saat memasuki panen raya. Hal itu disampaikan Presiden saat menggelar rapat tertutup di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Penyerapan itu bertujuan menjaga harga jagung tetap stabil. Sebab, biasanya di puncak musim panen, harga jagung di tingkat petani itu anjlok. Hal itu yang perlu diantisipasi menjelang puncak musim panen jagung yang diperkirakan terjadi pada Februari hingga April.
Meski demikian, hingga kini Perum Bulog tidak menetapkan serapan jagung. Bulog akan membeli jagung petani dengan harga Rp 3.150 per kilogram, sesuai dengan harga pokok penjualan yang ditetapkan Presiden.
”(Penyerapan) sebanyak-banyaknya. Di kala memang diperlukan, harga turun, ya Bulog yang serap. Kalau harga di tingkat petani bagus, ya sudah. Tugas kami, kan, stabilisasi harga,” kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Kompas.id, 25 Januari 2019). (Insan Alfajri)