BANJARMASIN, KOMPAS – Kapal-kapal dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan, untuk sementara tak diizinkan berlayar ke luar pulau. Larangan berlayar dikeluarkan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin karena cuaca buruk dan gelombang tinggi yang membahayakan keselamatan pelayaran.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin Bambang Gunawan di Banjarmasin, Jumat (25/1/2019), mengatakan, semua kapal yang saat ini berada di wilayah perairan Banjarmasin harus menunda dulu pelayarannya karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
”Saat ini, sedang puncak gelombang tinggi. Di tengah Laut Jawa, ketinggian gelombang bisa mencapai 3-4 meter. Demi keselamatan dan keamanan pelayaran, kami tidak akan memberikan surat izin berlayar kepada kapal-kapal yang hendak berlayar,” katanya.
Menurut Bambang, stafnya selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memonitor perkembangan cuaca dan gelombang laut. Atas dasar itulah, larangan berlayar dikeluarkan. Larangan berlayar itu berlaku bagi semua jenis kapal tanpa pengecualian, termasuk kapal layar motor, kapal tunda, kapal ro-ro, maupun kapal tanker.
”Kami bukannya mempersulit. Ini hanya mengingat kondisi yang tidak memungkinkan untuk berlayar. Jadi, operator dan nakhoda kapal diimbau tidak melayarkan kapal untuk sementara waktu. Kalau cuaca sudah membaik dan gelombang mulai reda, baru kami izinkan kapal-kapal itu berlayar kembali,” tuturnya.
Penundaan pelayaran itu mengakibatkan truk-truk ekspedisi lintas pulau yang hendak menyeberang ke Surabaya, Jawa Timur tertahan di Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Pantauan Jumat (25/1/2019), terjadi penumpukan truk di area parkir pelabuhan.
Hartono (29), sopir truk ekspedisi lintas pulau mengatakan, sudah empat hari menunggu di Pelabuhan Trisakti. ”Saya tiba di sini, Senin siang. Sampai hari ini (Jumat) belum tahu kapan akan berlayar. Kalau sudah begini, mau bagaimana lagi. Pasrah saja,” tuturnya.
Yusri Yatno (50), sopir truk lainnya juga sudah empat hari menunggu di Pelabuhan Trisakti. ”Biasanya begitu tiba pagi di pelabuhan, sorenya sudah langsung naik kapal dan berangkat. Sekarang ini harus menunggu tanpa kepastian kapan bisa berangkat,” ucapnya.
Satu kapal ro-ro tujuan Surabaya yang telah bersandar di Pelabuhan Trisakti juga belum tahu kapan akan berlayar kembali. ”Kapal itu sudah lima hari di sini, belum bisa berlayar karena gelombang masih tinggi. Kalaupun sudah bisa berlayar, hanya sebagian truk yang terangkut,” kata Yatno.