Australia meminta China memperlakukan Yang Hengjun, penulis dan mantan diplomat China yang kini berkewarganegaraan Australia, dengan adil. Canberra kecewa tidak segera diberi tahu tentang penahanan warganya.
Oleh
RETNO BINTARTI
·2 menit baca
CANBERRA, KAMIS -- Australia meminta China memperlakukan Yang Hengjun, penulis dan mantan diplomat China yang kini berkewarganegaraan Australia, dengan adil. Canberra kecewa tidak segera diberi tahu tentang penahanan warganya.
Reaksi tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Marise Payne, Kamis (23/1/2019), sehubungan dengan penahanan Yang Hengjun (53). Menteri Pertahanan Christopher Pyne, yang sedang berada di Beijing, menegaskan akan menanyakan hal ini kepada mitranya.
"Dia (Yang) adalah WN Australia dan konsuler kami akan memberi bantuan untuk memastikan bahwa dia diperlakukan dengan adil dan transparan," kata Pyne.
Yang, sejak Jumat pekan lalu, tidak bisa dikontak saat berada di China. Belakangan diketahui, Yang ditahan setelah mendarat di Guangzhou setelah terbang dari New York.
Yang menjadi warga Australia sejak tahun 2000. Ia dikenal sebagai penulis novel bernuansa politik. Yang bersama istri dan anaknya belakangan tinggal di New York. Rekannya sebenarnya sudah mengingatkan untuk tidak bepergian dulu ke China.
Pengacara Yang, Mo Shaoping, mengatakan kepada kantor berita Reuters, kliennya dituduh melakukan spionase dan kini dikenakan tahanan rumah di sebuah lokasi. "Warga Australia, Yang Jun, akan dijadikan tersangka terlibat tindak kriminal yang membahayakan keamanan nasional China, baru- baru ini dikenakan langkah- langkah koersif dan diselidiki oleh Biro Keamanan Negara kota Beijing," kata Hua Chunying, jubir Kemlu China.
Australia menyayangkan tak mendapat pemberitahuan segera. Sesuai kesepakatan konsuler dua negara tahun 2000, China wajib memberitahu maksimal dalam tiga hari.
Banyak dugaan mengkaitkan penangkapan ini merupakan pembalasan China terhadap Barat setelah penangkapan petinggi Huawei, Meng Wanzhou, di Kanada, Desember lalu. China kemudian menangkap dua warga Kanada. Australia dalam hal ini ikut mengkritik penangkapan dua warga Kanada itu.
Pemerintah Australia beberapa waktu lalu melarang perusahaan Huawei ikut dalam tender jaringan nirkabel 5G karena alasan keamanan.